Menerjemahkan Nusantara di Hutan Kota Plataran
Di lahan seluas 3,2 hektar ini Plataran mewujudkan konsep keberagaman Indonesia dalam rentang bangunan dan hamparan padang terbuka. Perjalanan Nusantara dapat dibaca melalui simbolisasi yang berpadu dengan apik satu sama lain.
21 Mar 2020




Sejak pertama kali dibuka untuk umum pada Desember 2019, kawasan Hutan Kota Plataran yang berlokasi di dalam kompleks GBK Senayan telah mencuri perhatian banyak pihak. Kompleks yang terdiri dari Restoran Tiga Dari, Rumah Kaca Melati, dan coffee shop Pidari beserta taman publik ini tidak hanya menduduki lokasi yang sangat strategis, namun luasan lahannya pun sangat fantastis. Warga Jakarta yang haus akan tempat-tempat baru untuk dieksplorasi pun datang tak henti-henti, bak kumpulan semut mendatangi gula.

Sebagai sebuah Restoran Tiga Dari tentunya perlu mementingkan kualitas makanan dan minuman yang dihidangkannya. Namun tentu soal desain jangan sampai dilupakan. Seperti layaknya tempat baru di Jakarta, apakah berbentuk restoran, kafe, toko buku, dan lainnya, elemen desain tentu sangat diperhatikan dalam menyajikan spot-spot unik yang instagenik. Uniknya, di kawasan Hutan Kota Plataran, hampir seluruh area sangat mungkin dijadikan tempat berfoto. “Konsep Plataran adalah holistic hospitality. Disebut holistik karena orang yang datang akan mendapatkan mendapatkan pengalaman, selain ingin makan enak. Kami berusaha menciptakan ambience yang baik. Terbukti dengan banyak sekali orang berfoto di sini,” ujar Dewi Makes, yang mendirikan Plataran bersama sang suami Yozua Makes.

Untuk mengakses tempat ini, Anda perlu memasuki kompleks GBK melalui pintu-pintu utama yaitu pintu 5, 7 dan 10. Jika Anda pengguna transportasi publik MRT, sebuah pintu untuk pedestrian tersedia tak jauh dari lobi Garuda di area utama Tiga Dari. Ada tiga bangunan besar di lahan itu yaitu area dining utama Tiga Dari, function room yang berdinding kaca Melati, dan coffee shop Pidari. Selebihnya, Anda dapat menikmati alam terbuka. Kolam dengan bunga teratai yang mengapung di atasnya, instalasi seni, padang rumput yang luas, area bermain untuk binatang peliharaan kesayangan, dan sudut-sudut tak terduga yang ditata dengan cantik.

 
Dewi Makes, pendiri Plataran.

Sebuah tembok bata memanjang menyambut Anda ketika akan memasuki area Hutan Kota Plataran. Jalan kecil yang ‘dipagari’ pohon-pohon kemudian akan membawa Anda ke lobi restoran. Rasanya seperti memasuki sebuah gua lalu keluar melihat nirwana. Jalanan melingkar dengan sebuah kolam terpampang di depan bangunan utama. Kembali, tembok bata yang disusun maju-mundur secara artistik dan dibangun seperti terowongan menciptakan pembatas antara restoran dan area luar. Seolah menyembunyikan area restoran, hal ini menyajikan ruang pribadi untuk para pengunjung tanpa harus kehilangan akses cahaya natural sinar mentari. 
   
Plataran Indonesia merupakan pengelola dari tempat ini setelah diundang bersama-sama dengan beberapa perusahaan F&B dan hotel terkemuka lainnya. Setelah melalui proses seleksi ketat yang dilakukan oleh panitia seleksi yang ditunjuk oleh Pusat Pengelolaan Komplek Gelanggang Olahraga Gelora Bung Karno (PPKGBK) dan Sekretariat Negara RI yang didampingi oleh Kantor Pengacara Negara, Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta untuk melakukan revitalisasi sehingga menjadikannya sebagai tempat yang merefleksikan budaya Indonesia sekaligus tempat yang representatif untuk jamuan bagi masyarakat dan tamu negara dengan makanan Indonesia. Dari total area Hutan Kota GBK 4,5 hektar, Plataran terpilih untuk merevitalisasi area seluas 3,2 hektar.

 


Topic

Design

Author

DEWI INDONESIA