Goethe-Institut Indonesien Kembali Terapkan Kursus Jarak Jauh
Goethe-Institut Indonesien lanjutkan kursus bahasa Jerman secara jarak jauh mulai 23 Maret hingga 13 April 2020.
24 Mar 2020




Kelas-kelas diadakan dalam format pengajaran dan pembelajaran digital, sehingga peserta kursus dapat belajar dari rumah demi menjaga jarak interaksi fisik dan tetap aman di tengah wabah koronavirus.

Sebelumnya, Goethe-Institut Indonesien mengumumkan penutupan sementara fasilitasnya di Jakarta dan Bandung dari tanggal 15 Maret 2020, sehingga menyebabkan penundaan sementara semua kursus dan programnya.

Keputusan itu diambil setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada tanggal 14 Maret 2020 mengumumkan bahwa semua sekolah akan ditutup dan mengusulkan agar lembaga pendidikan nonformal beralih ke pembelajaran jarak jauh guna mencegah penyebaran koronavirus di Jakarta.

Dengan menggunakan platform konferensi video berbasis web, para peserta kursus tetap dapat berinteraksi dengan guru dan teman-teman sekelas mereka, dan juga mengerjakan tugas kelompok.

Sonja Stoll, Kepala Bagian Bahasa Goethe-Institut Indonesien, mengungkapkan bahwa peralihan ke pembelajaran jarak jauh dalam situasi pandemi ini merupakan tantangan besar, baik bagi para guru maupun para peserta kursus.

“Kami tahu bahwa ini berbeda dengan belajar di ruang kelas, tetapi kami berupaya mencari solusi yang menawarkan kesempatan belajar dalam suasana serupa dengan suasana ruang kelas, agar progres peserta kursus dalam belajar bahasa Jerman tetap berlanjut,” ujarnya.

Acara-acara kebudayaan pun yang direncanakan berlangsung bulan ini di Goethe-Institut terpaksa ditunda sampai pemberitahuan lebih lanjut.

 “Kami akan mencari cara baru untuk menyajikan program budaya dan program inspiratif lainnya dalam format digital kepada audiens. Kami bermaksud menerapkan format baru agar masyarakat yang tengah tinggal di rumah dalam rangka melindungi diri dan masyarakat tidak terputus dari pertukaran serta interaksi budaya,” Direktur Goethe-Institut Indonesien Dr. Stefan Dreyer, yang juga merangkap Direktur Goethe-Institut Wilayah Asia Tenggara, Australia dan Selandia Baru menambahkan. (Orie Buchori)

 

 

Author

DEWI INDONESIA