5 Karya Perupa Tanah Air di Pameran “Present Continuous” Museum MACAN
Karya yang dipamerkan ini merupakan ekspresi seniman terhadap situasi pandemi dan perubahan sosial budaya di ranah lokal
13 Jan 2022



Empat seniman dan dua kolektif seni dari berbagai daerah menghadirkan lima karya dalam pameran “Present Continuous/ Sekarang Seterusnya” di Museum MACAN. Para perupa dan kolektif seni yang terlibat dalam pameran ini antara lain Kolektif Udeido (Jayapura), Arifa Safura dan DJ Rencong (Banda Aceh), Muhlis Lugis (Makassar), Mira Rizki (Bandung), dan Unit Pelaksana Terrakota Daerah (UPTD) Majalengka.
 
Kelima karya tersebut menuangkan gagasan para perupa tentang pandemi dan berbagai perubahan sosial-budaya yang terjadi di tengah masyarakat. Eksplorasi memori, bunyi, bahkan mitologi lokal yang mereka lakukan pun dihadirkan ke ruang pamer dalam sederet karya yang tak sekadar estetis secara visual tetapi juga sarat makna.
 

1. “Transformative Koreri” - Kolektif Udeido (Jayapura)

“Transformative Koreri” karya Kolektif Udeido (Jayapura)

Kolektif Udeido didirikan tahun 2018 lalu oleh Dicky Takndare dan rekan-rekannya dari berbagai daerah di Papua. Tujuannya adalah untuk menggiatkan eksplorasi seni perupa muda di tanah Papua agar mengangkat beragam fenomena sosial budaya di sana. Kolektif Udeido diseleksi oleh ko-kurator Jogja Biennale, Elia Nurvista, yang juga berpartisipasi dalam proyek “Present Continuous/ Sekarang Seterusnya” inisiatif Museum MACAN ini.
 
Instalasi dan mural Udeido di pameran ini masih berkaitan dengan karya mereka sebelumnya di Jogja Biennale, yakni tentang koreri, yang dalam bahasa Biak berarti mengganti kulit. Dalam arti yang lebih luas, koreri juga diartikan sebagai ‘pembaruan,’ yang dihadirkan lewat penggambaran mural memorial serta totem-totem. lewat karyanya ini, Udeido membawa pesan tentang harapan pembaruan di tanah Papua yang lebih damai, Makmur, dan tenang.
 
 

 


Topic

Art

Author

DEWI INDONESIA