AQUA Gandeng Brand Partners Baru dan Empat Seniman Galakkan Bijak Berplastik
AQUA mengajak dua brand partners baru, Kelly Tandiono dan Hamish Daud serta empat seniman untuk menggalakkan kampanye #BijakBerplastik
8 Aug 2019


Hamish Daud, Presiden Direktur Corine Tap, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara, dan Kelly Tandiono.
1 / 8
AQUA meluncurkan kampanye #BijakBerplastik sekaligus memperkenalkan dua brand parnters baru mereka, Kelly Tandiono dan Hamish Daud. Keduanya amat antusias menjadi bagian dari inisiatif terbaru terbaru dari AQUA.
 
Hal ini sekaligus juga secara resmi meluncurkan produk AQUA Life yang dihadirkan dalam kemasan hasil daur ulang sampah plastik di Jakarta.
 
“Menurut saya ini timing-nya pas saat masyarakat kita sudah semakin sadar, so I’m so excited. Ini juga brand indonesia pertama yang segininya membuat inisiatif soal recycling,” kata Hamish.
 
Begitu pula Kelly yang mengaku sudah sejak lama tertarik bekerja sama dengan AQUA setelah menemukan produk AQUA Life yang telah lebih dulu diluncurkan di Bali.
 
Selain perkenalan dua brand partners baru, AQUA juga menggandeng empat seniman untuk membuat instalasi yang merespons limbah botol plastik. Keempatnya adalah Rebellionik, Ika Vantiani, TAM ILLI, dan Alfiah Rahdani.
 
Lewat instalasinya, Rebellionik berusaha untuk memecahkan masalah sampah plastik sekaligus juga fasilitas umum. Maka ia buatlah “Vertical Stream” yang terdiri dari dua art piece. Keduanya merupakan bangku taman yang dibuat dari sampah botol plastik. Caranya dengan meletakkan botol-botol plastik pada bagian bawah instalasi untuk kemudian bisa dimanfaatkan sebagai alas duduk pengunjung taman.
 
“Jadi saya mencoba untuk memecahkan tiga masalah di sini dengan menghadirkan fungsi sebagai tempat duduk, instalasi seni, dan tempat pengumpulan sampah yang bisa menampung kurang lebih 100 botol,” kata Onik kepada Dewi.
 
Intalasi lain yang ditampilkan dalam pameran ini ialah karya Alfiah Rahdani bersama Rakarsa Art Coop & Foundation berupa kepompong raksasa yang terbuat dari botol-botol plastik.
 
Ada pula Ika Vantiani dan TAM ILLI mengeksplorasi botol aqua menjadi aksesori. Ika menyulap potongan-potongan dari botol plastik jadi anting-anting dan pin cantik bersama dua rekannya Aisyah Andamari dan Putri Cantika. Sementara kakak beradik Rahajeng dan Natasha yang menggagas TAM ILLI memfokuskan kreasi daur ulang mereka menjadi bros dan bunga-bunga yang diaplikasikan di tas jardin khas mereka.
 
Dalam mendaur ulang limbah plastik ini, keduanya sama-sama menghadapi kesulitan dalam hal mengolah material plastik. Natasha bercerita kepada Dewi ia dan Rahajeng cukup ditantang untuk menemukan cara bagaimana menjadikan material plastik yang tipis jadi cukup kokoh tapi tidak tajam.
 
“Dari dua bulan waktu pengerjaan itu kita lama di eksplorasi [pembuatan] bunganya. Terutama soal ketahanan material, biar enggak cepet rusak gimana, cutting-nya juga,” jelas Natasha kepada Dewi.
 
Begitu pula dengan Ika dan kawan-kawan yang mengalami kesulitan menyiapkan material dari botol plastik supaya bisa digunakan. “Karena enggak bisa pakai alat, mesti dipotong manual satu-satu,” kata Ika.
 
Tak hanya memamerkan karyanya, Ika juga mengadakan lokakarya pembuatan aksesori dari sampah botol plastik. Dalam lokakarya itu Ika akan mengajak peserta untuk mengeksplorasi serpihan-serpihan botol plastik yang sudah ia siapkan menjadi aksesori sesuai dengan keinginan peserta.
 
Dari pameran ini ia juga mengaku tertarik untuk melanjutkan proyek ini bersama dua rekannya. “Rencananya sih saya dan Putri mau akan mengulik lagi aksesori dari plastik ini, terus kalau sama Aisyah rencananya kami mau mencoba membuat tutup lampu dari botol plastik,” ujar Ika.
 
Dalam pameran ini pula AQUA memberikan sorotan kepada dua bisnis lokal yang telah sukses mendaur ulang sampah plastik menjadi produk-produk bernilai, yaitu heySTRATIC dan Percious Plastic Indonesia. Pameran ini bisa Anda nikmati hingga hari Minggu 11 Agustus 2019 di Atrium Hall Gandaria City. (Teks & Foto: Shuliya Ratanavara.)
 

 


Topic

sustainable lifestyle

Author

DEWI INDONESIA