Dampak Krisis Lingkungan Mengancam Generasi yang Lebih Muda
Anak-anak yang lahir di tahun 2020 berisiko merasakan gelombang panas 7,7 kali lebih banyak dibanding kakek-nenek mereka.
7 Jul 2022



Krisis lingkungan berdampak lebih besar pada anak-anak dibanding generasi-generasi sebelumnya. Data terkini Save the Children melalui hasil studi secara global berjudul “Born into the Climate Crisis” menunjukan bahwa di dunia, anak-anak yang lahir pada tahun 2020 akan menghadapi 30% lebih banyak banjir sungai. Di Indonesia, anak-anak juga akan menghadapi 3,3 kali lebih banyak ancaman banjir dari luapan sungai, serta merasakan gelombang panas 7,7 kali lebih sering dibanding yang dialami oleh kakek–nenek mereka.
 
“Hasil studi kami dan juga sejarah dampak dari siklon tropis di Indonesia jelas menjabarkan bahwa anak-anak menanggung beban yang tidak proporsional karena mereka tumbuh dalam situasi yang mengancam,” jelas Troy Pantouw, Chief of Advocacy, Campaign, Communication & Media di Save the Children Indonesia.
 
“Oleh karena itulah, penting untuk segera melakukan aksi adaptasi dan pengurangan risiko bersama dengan anak-anak untuk meningkatkan kemampuan anak dan keluarga dalam beradaptasi,” imbuhnya. 

Dampak siklon tropis

Bicara tentang. Siklon tropis di Indonesia, Yogyakarta pernah terdampak siklon Tropis Cempaka yang melanda Yogyakarta di tahun 2017 lalu, terutama wilayah hilir sungai code yakni di Pleret–Imogiri, Kab. Bantul. Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menjelaskan bahwa pada 2017, untuk kali pertama siklon tropis terjadi dua kali dalam setahun, selain waktu kejadian yang berdekatan, keduanya terbentuk di rentang yang semakin dekat dengan garis khatulistiwa. Dampak yang ditimbulkan dari fenomena siklon tersebut berupa potensi hujan lebat yang mengakibatkan banjir serta longsor.
 
Masih melekat dalam ingatan masyarakat terkait dampak kerusakan dan kerugian yang massif dari  fenomena siklon tropis cempaka, terutama bagi mereka yang tinggal berdekatan di bagian hilir sungai code yaitu di wilayah sungai opak dan juga di wilayah pertemuan anak sungai lainnya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul menaksir kerugian materi akibat bencana bajir dan longsor pada 28 November 2017 sekitar Rp. 50 Miliar, setidaknya ada 245 lokasi yang terdampak dan jumlah pengungsi mencapai 7.929 jiwa termasuk anak-anak. Tak hanya genangan air yang mencapai 1,5 meter, tetapi juga area sawah dipenuhi dengan sampah plastik, popok bayi, bahkan kasur kapuk besar.

Belajar dari pengalaman

Belajar dari dampak buruk siklon tropis Cempaka di Yogyakarta itulah, Child Campaigner Yogyakarta - Save the Children Indonesia menginisiasi aksi bersih sungai dan pilah sampah di Sungai Code pada Minggu, 26 Juni lalu. Aksi ini dilakukan oleh Sekitar 40 anak dan orang muda dan merupakan bagian dari Aksi Generasi Iklim yang digagas oleh Save the Children Indonesia sejak April 2022.


 
Aksi Generasi Iklim sendiri merupakan gerakan yang diprakarsai dan dipimpin oleh anak- anak dan orang muda untuk lebih memahami tentang dampak krisis iklim dan memiliki tindakan kolaborasi untuk mengatasi dan beradaptasi untuk masa depan yang berkelanjutan. Aksi ini bertujuan untuk memastikan anak – anak dan keluarga dapat mengatasi, bertahan hidup dan beradaptasi dalam mengurangi risiko krisis iklim terburuk serta memperkuat sistem yang mendukung masa depan anak-anak. 
 

MARDYANA ULVA
Foto: Save the Children

 

 


Topic

Environment

Author

DEWI INDONESIA