Goethe-Institut Sajikan Seleksi Film Joko Anwar dan Seminar Daring Retas Budaya
Pekan ini, Goethe-Institut Indonesien menghadirkan sutradara film Joko Anwar dalam program BINGKIS untuk membahas seleksi film yang merefleksikan situasi pandemi saat ini.
16 Jul 2020




Selanjutnya, Paulus Eko Nugroho, Dion Rahman, dan Farah Rizki dari PT Elex Media Komputindo akan membicarakan manfaat buku dalam mengomunikasikan koleksi budaya kepada publik dalam seminar daring Retas Budaya. Daftar acara daring kami tercantum di bawah.
 
BINGKIS (Bincang Kamis) | Kamis, 16 Juli 2020, 19.30–20.30 WIB, via Instagram @goetheinstitut_indonesien
 
Dalam program BINGKIS pekan ini, sutradara film Joko Anwar akan berbagi seleksi film yang merefleksikan situasi yang tengah dihadapi saat ini dan memprediksi kondisi dunia pascapandemi melalui film-film tersebut. Perbincangan bertajuk “The Fiction - The Prediction #2” ini akan dipandu pemrogram film Sugar Nadia dan disiarkan langsung di kanal Instagram Goethe-Institut Indonesien.
 
Pembatasan perjalanan/perpindahan, resesi ekonomi, penyusutan level karbon dioksida, maraknya inisiatif-inisiatif warga, kesuksesan atau krisis kepemimpinan, dan buka-tutup batas negara adalah beberapa hal yang sedang terjadi di berbagai belahan dunia. Cemas, frustrasi, dan khawatir kerap kita rasakan sejak Maret ketika WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi.
 
Ketika kita merasa lelah dengan kenyataan, banyak dari kita yang beralih ke kenyamanan khayalan melalui film. Joko Anwar dan Sugar Nadia akan berbagi pemikiran apakah pandemi ini mengingatkan kita kepada film-film yang pernah kita tonton, dengar, atau pun yang ingin kita buat.
 
Beberapa film yang akan dibahas berhubungan dengan beberapa isu seperti ketakutan terhadap hal-hal tidak dikenal (penyakit, virus, kekuatan ekstraterestrial), teori konspirasi tentang hal tidak dikenal, kebingungan, hingga kekuatan karakter manusia sebagai penyintas di masa sulit.
 
Pada edisi pertama “The Fiction - The Prediction” yang tayang 21 Mei lalu, Goethe-Institut Indonesien menghadirkan Lisabona Rahman (pemrogram dan pengarsip film) beserta Sebastian Winkels (pembuat film dokumenter asal Jerman). Pada kesempatan itu, film dan serial televisi yang dinilai merefleksikan kondisi pandemi di antaranya 100 Jahre Adolf Hitler - Die letzte Stunde im Führerbunker (1989), 28 Days Later (2002), Dark (2017-2020), Das Leben der Anderen (2006), Philadelphia (1993), Safe (1995), dan The Way Back (2010).
 
Seminar Daring Retas Budaya | Jumat, 17 Juli 2020, 15.00–16.30 WIB, via YouTube Goethe-Institut Indonesien.
 
Dalam rangka persiapan menuju program Retas Budaya, Goethe-Institut Indonesien dan PT Elex Media Komputindo menyelenggarakan seminar daring bertajuk “Kurasi menjadi Karya“ yang mengajak pesertanya mengeksplorasi cara-cara memanfaatkan buku fiksi dan non-fiksi untuk mengomunikasikan koleksi budaya milik institusi GLAM (galeri, perpustakaan, arsip, museum) kepada publik.
 
Retas Budaya merupakan sebuah program yang mempertemukan institusi GLAM dengan pelaku industri kreatif dan pegiat teknologi demi menghasilkan kolaborasi dan inovasi dari data budaya terbuka. Puncak acara Retas Budaya adalah festival kreator yang akan diadakan November mendatang. Di festival ini, publik akan diajak mengubah data budaya menjadi cerita, games, ataupun karya seni.
 
Dalam seminar daring “Kurasi menjadi Karya“, Paulus Eko Nugroho, Dion Rahman, dan Farah Rizki dari Elex Media Komputindo akan berbagi pengalaman bagaimana buku dapat menjadi suatu alat untuk menyampaikan kisah-kisah fiksi dan non-fiksi dalam mengomunikasikan aset koleksi budaya institusi GLAM secara lebih luas.
 
Ketiganya akan menjelaskan bagaimana koleksi-koleksi museum ataupun galeri seni bisa dituangkan dalam kisah fiksi ataupun tulisan non-fiksi, apa saja yang harus diperhatikan ketika penulisan, serta seperti apa seluk-beluk penerbitan buku itu sendiri.
 
Buku bisa menjadi jendela yang membuka imajinasi pembacanya untuk dapat melihat koleksi galeri, perpustakaan, pameran seni, museum, dan badan arsip dengan cara yang menyenangkan.
 
Sebagai contoh, seluk-beluk Sistine Chapel dideskripsikan begitu detail dalam novel Dan Brown atau perjalanan perjuangan Pangeran Diponegoro dalam buku sejarah sekolah dasar yang dijabarkan dengan jelas. Dengan kolaborasi yang tepat, buku bisa menjadi saluran distribusi informasi, promosi, dan monetisasi baru bagi institusi GLAM.
 
Program Retas Budaya adalah kerja sama antara Goethe-Institut Indonesien, Direktorat Jenderal Kebudayaan Indonesia, Wikimedia Indonesia, Asosiasi Game Indonesia, dan PT Elex Media Komputindo. (Orie Buchori)
 

 

 

Author

DEWI INDONESIA