Musik di Mata Penyanyi Isyana Sarasvati
Penyanyi Isyana Sarasvati berbagi cerita akan passion-nya di dunia musik.
3 Nov 2015


Bicara soal passion, Isyana Sarasvati selalu tampak berbinar-binar kala dirinya diajak berbicara soal musik. Isyana mengenang masa lalunya di mana ia ingat betul saat usia 7 tahun Isyana menciptakan lagu untuk pertama kalinya. Isyana kecil bahkan lebih dulu mahir bermain piano sebelum bisa berbicara. Sang ibu tidak tinggal diam. Isyana diberikan kesempatan mengasah bakat lewat les dan mengikuti lomba. Tidak perlu waktu terlalu lama. Tiga tahun berikutnya, Isyana menjadi orang pertama dari Indonesia yang memenangkan juara Asia setelah 30 tahun Indonesia tak pernah lagi menang. Tahun 2008, komposisi lagu ciptaan Isyana masuk 12 besar dunia dan ditampilkan pada sebuah konser musik di Jepang. “Waktu itu aku sadar, musik mengalir dalam darah aku dan ini jalan hidupku.” ujar Isyana. Perempuan kelahiran 2 Mei 1993 ini bahkan sudah tahu cita-citanya sejak kecil dan keinginan itu tak berubah hingga saat ini. “Dulu guru sekolah tanya apa cita-citaku dan aku selalu jawab ‘aku ingin jadi maestro’. Dan itu nggak pernah berubah sampai sekarang” ungkapnya. 

Bukan tanpa alasan Isyana mencintai musik sedemikian dalamnya. Ia mengaku sangat introvert dan jarang sekali mau berbicara dengan orang lain. Segala emosinya ia lantunkan menjadi musik. “Aku suka musik bukan karena mau jago bermusik. Musik bukan paksaan buat aku tapi penyaluran emosiku. Karena aku nggak bisa mengungkapkan dengan kata-kata maka musik yang berbicara.” ujar Isyana yang menggemari karya-karya musisi Chrisye dan Glenn Fredly. Dan jika cinta menjadi alasannya, maka tak ada yang sulit dilakukan. Seperti Isyana yang sepertinya mudah saja menciptakan sebuah lagu dalam hitungan jam bahkan menit. “Aku butuh satu jam untuk bikin sebuah lagu. Pernah juga hanya perlu lima menit untuk nyiptain komposisi nada. Seorang teman pernah minta dibikinin lagu dan aku selesaikan dalam lima menit.” cerita Isyana seraya melemparkan senyum ke arah dewi
 
Inspirasi dalam bermusik bisa datang dari mana saja. Termasuk kisah hidup. “Waktu umur 9 tahun, aku bikin lagu untuk mama dalam rangka Hari Ibu. Pas aku umur 15 tahun, kakakku pergi ke Amerika dan aku bikin lagu Wings of your Shadow. Kejadian sehari-hari dan isi perasaanku sering kali berubah menjadi lagu” kata Isyana yang juga mengaku ia paling suka menyiptakan lagu pada jam 1-2 pagi saat tengah malam tiba. Perempuan yang pernah mengikuti lomba di Bangkok, Thailand, Singapura, dan Jepang ini pun punya cita-cita untuk mendirikan sekolah musik. Fokusnya untuk selalu bermusik tampaknya Isyana jaga dengan sangat baik. Masuk ke dunia hiburan Indonesia, Isyana tidak mengelak adanya tawaran untuk berakting. “Kalau aku harus berakting, aku pilih film. Aku nggak mungkin main sinetron yang serialnya panjang karena itu bisa mengganggu cita-cita dan fokusku dalam bermusik” ungkapnya. 

(RIANTY RUSMALIA)    
Foto: Hakim Satriyo
 

 

Author

DEWI INDONESIA