Pengusaha Ini sulap Ulos Menjadi Pakaian Sehari-hari
Pelaku industri fashion mendorong pelestarian kain tradisional Nusantara lewat inovasi
17 Aug 2019



Melestarikan kain tradisional Nusantara tak bisa hanya dilakukan dengan cara yang puritan. Perlu ada satu usaha-usaha yang dianggap di luar tradisi untuk terus membuat kain-kain tradisional nusantara tetap relevan dengan perkembangan zaman.
 
Salah satunya dengan membuat kain-kain tradisional Nusantara jadi bisa dikenakan sehari-hari. Hal ini sudah dilakukan dengan kain batik dan kain tenun misalnya. Namun, masih ada kain yang dikeramatkan sebegitunya sehingga penggunaannya sebagai bahan sandang masih jarang kita jumpai. Salah satunya adalah ulos.
 
Hal inilah yang coba didekonstruksi seorang pengusaha kain ulos, Erfan Siboro. Melalui brand miliknya, Abit Kain dan Abit Catalogue ia telah menjadikan ulos sebagai bahan baku pembuatan pakaian sehari-hari.
 
“Yang saya lakukan ini untuk mengembalikan fungsi tenun ulos sebagai produk sandang, sebagaimana nenek moyang orang Batak dulu,” kata Erfan. Ia menambahkan, banyak orang Batak yang kini menganggap ulos sebagai benda keramat dan terkesan seperti berhala. Padahal menurutnya, dokumen sejarah menunjukkan bahwa ulos digunakan sebagai pakaian sehari-hari oleh nenek moyang Batak.
 
Hal itu juga diamini oleh pemerhati batik sekaligus Antropolog dari Universitas Indonesia Notty J. Mahdi. Meski sejatinya setiap kain Nusantara memiliki tujuan penggunaan masing-masing secara tradisi. Namun jangan sampai hal itu membuatnya jadi jauh dari keseharian masyarakat.
 
Selain fungsi kain-kain tradisional, hal yang perlu didalami juga filosofi dari tiap-tiap jenis kain beserta motif-motifnya. Menurut Notty hal itu merupakan hal penting untuk menjaga ingatan kita tentang bagaimana motif-motif pada kain tradisional Nusantara itu memiliki benang merah yang mencerminkan karakter budaya Indonesia.
 
“Memahami makna dan cerita dibalik motif-motif kain Nusantara, menjadi salah satu upaya penting dalam menjaga ingatan kita tentang bagaimana peradaban Nusantara terbentuk. Dalam konteks hari ini, proses itu menjadi bagian dari upaya melestarikan keberadaan kain-kain nusantara," kata Notty yang juga Antropolog dari Universitas Indonesia ini.
 
Diskusi mengenai inovasi kain tradisional Nusantara ini merupakan bagian dari acara “Wastra dan Kemerdekaan” yang diselenggarakan PT Nojorono Tobacco International dalam menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia ke-74.
 
"Ini menjadi bagian penting dari kepedulian dan tanggung jawab kami sebagai perusahaan nasional yang terus menerus memberikan kontribusi nyata di bidang pelestarian budaya dan pendidikan bagi masyarakat, " kata General Marketing Communication and Corporate Branding PT Nojorono Tobacco International Debora Amelia Santoso. (Teks: SIR/Foto: Dok. Nojorono Tobacco International.)
 

 


Topic

Fashion

Author

DEWI INDONESIA