Iqbaal Ramadhan: Dari Titik Nol
Berangkat dari seni film dan musik, Iqbaal Ramadhan, membaca diri di dunia maya dan mencipta sela antara maya dan nyata
25 Oct 2020




Iqbaal Ramadhan adalah Dilan. Setelah beberapa tahun berlalu sejak film Dilan 1990 rilis dan ia sudah memainkan karakter baru di film berbeda, karakter Dilan tetap menempel dengan diri Iqbaal seperti bayangan. Walau demikian, Iqbaal tidak pernah menyesal mengambil peran Dilan. Justru ia bersyukur. “Kita tidak pernah bisa bertanggung jawab atas apa yang orang lain pikirkan tentang kita. Saya tidak terbebani atau menyesal. Saya senang karena bisa menjalankan tugas dengan baik dan memuaskan banyak orang,” ujar aktor pemeran burung perkutut dalam salah satu kisah di Sandiwara Sastra.

Hingar bingar dunia hiburan telah dirasakan sejak usiasembilan tahun melalui beberapa babak kehidupan mulai dari pemain teater musikal, anggota boy band, hingga pemain film. Tidak mudah melaluinya. Sewaktu masih tergabung dalam boy band CJR, ia sempat berpikir untuk berhenti. “Sampai akhirnya saya memutuskan sekolah di luar. Mencari distraksi dari dunia hiburan. Menjadi normal dan bahagia. Membuktikan ke diri
sendiri kalau sebagai individu, saya punya nilai bagi lingkungan sekitar tanpa label artis,” ujar pemeran Ali dalam film Ali dan Ratu Ratu Queens yang sedang menunggu waktu penayangan.

Menyadari dirinya seorang figur publik, Iqbaal cukup berhati-hati dalam mengelola media sosial. Ia punya platform yang besar. Terdapat 11 juta pengikut di akun Instagramnya. “Tanggung jawabnya besar sekali. Saya lebih suka menunjukkan pekerjaan. Kehidupan pribadi saya bukan untuk dikonsumsi publik. Bukan berarti, yang di media sosial itu bukan Iqbaal. Itu adalah saya. Tapi tidak bisa mendefinisikan siapa saya seutuhnya. Cuma sebagian kecil saja,” ungkapnya. Hanya karena Iqbaal tidak posting atau berkomentar, bukan berarti ia tidak peduli akan suatu isu. Memang ada banyak orang yang berusaha menjelaskan siapa dirinya melalui postingan.

“Usia saya 20 tahun, orang berharap supaya saya mengetahui siapa saya dan apa yang saya mau. Saya memang tahu, namun ada kalanya saya tidak tahu dan mempertanyakan. Itu tidak mengapa. It’s okay not to be okay,” katanya.

Iqbaal senantiasa bermurah hati untuk memberikan ruang bagi diri sendiri. “Mudah sekali kita untuk tersesat di dunia hiburan ini. Saya menjaga kewarasan dengan menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman terdekat. Apalagi yang sudah tahu saya dari kecil. Mereka kenal Iqbaal sebelum saya seperti sekarang. Bersama mereka, saya bisa kembali ke Iqbaal yang 10-11 tahun lalu. Rasanya saya kembali menapak di bumi,” ungkapnya. Musik juga membawa Iqbaal seperti pulang ke rumah. Jika dalam akting, ia harus menjadi orang lain. Lewat musik Iqbaal bisa menjadi dirinya sendiri. “Bahkan kalau kita belum tahu siapa diri kita sebenarnya, kita akan menemukannya di musik. Saya menghilangkan semua ekspektasi orang tentang saya. Musik adalah cara saya kembali ke titik nol,” katanya yakin. (WAHYU SEPTIYANI) Foto: Grego Gery.

 

 

Author

DEWI INDONESIA