Merayakan Hari Perawat Internasional, Intip Kisah Perawat yang Menghadapi COVID-19
Di saat kita di rumah saja, para petugas kesehatan bekerja keras untuk menghadapi pandemi yang sedang merebak.
12 May 2020




Merebaknya pandemi COVID-19 telah mengguncang seluruh lapisan masyarakat. Dengan adanya himbauan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hampir semua masyarakat diminta untuk mentap di rumah saja guna mencegah penyebaran virus tersebut. Adalah Rasti Puspita Dewi, salah satu dari sekian perawat yang kini berada di garda terdepan untuk menangani COVID-19.

Hari kerja Ratih berganti ketika pasien positif COVID-19 meningkat. Tadinya hari kerjanya menganut sistem 5-2 seperti kebanyakan pekerja lainnya yaitu lima hari kerja dan dua hari libur. Namun mulai April 2020, diikuti dengan beban pekerjaan yang semakin bertambah, sistem itu berubah menjadi 3-1 yaitu tiga hari kerja dan satu hari libur.

Di masa awal merawat pasien COVID-19, Ratih sempat merasa down, takut tertular. Seiring berjalannya waktu dan tanggung jawabnya terhadap pekerjaan, rasa itu mulai hilang. “Belajar ikhlas. Teman-teman satu tim pun saling mendukung,” Ratih bercerita. Sekarang ia nikmati saja pekerjaan di tengah wabah seperti sekarang ini.

 


Bertugas di RIIKK (Ruang Isolasi Infeksi Khusus Kemuning) di Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, Jawa Barat, Ratih berkontak langsung dengan pasien COVID-19 atau yang masih berstatus PDP (pasien dalam pengawasan), khususnya mereka yang membutuhkan perawatan intensif. “Rasa takut tertular, sih, ada sedikit. Tapi saya dan teman-teman sejawat yakin selama memakai APD yang benar dan bekerja sesuai SOP, kami tidak akan sampai tertular,” ujar Ratih.

Hingga kini, ia memilih tetap pulang ke rumah kendati pihak rumah sakit menyediakan penginapan. “Saya masih menyusui anak ketiga saya yang masih 10 bulan,” ia bercerita. “Setelah konsultasi dengan tim PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) ternyata tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Saya maksimalkan saja proses desinfeksi sebelum pulang.”

Pukul berapa pun itu, setiap selesai mengunjungi pasien ia akan mandi dan keramas. Saat sampai rumah, proses tersebut diulangi lagi. Tapi ini tidak mengganggunya. Banyak perubahan yang menurut Ratih justru membuat ia lebih baik. Selain difasilitasi multivitamin dan madu dari rumah sakit, Ratih juga merasa waktu istirahatnya menjadi lebih teratur. “Biasanya bergadang, sekarang tidak lagi,” ujarnya. (Nofi Triana Firman) Foto: Pexels, Dok. Pribadi

 

Author

DEWI INDONESIA