Coping Stress Pada Masa New Normal, Belajar Dari Anak Kecil
Bermain menjadi cara anak mengatasi stres, yang bisa dicontoh oleh orang dewasa.
7 Aug 2020



Dalam setiap interaksi sosial, kegiatan bermain tanpa disadari tidak hanya untuk anak kecil saja. Bermain, bisa dikatakan juga sebagai saat dimana kita melakukan hal yang menyenangkan bersama-sama. Dan tentunya memberikan efek gembira yang merelakskan.

Menengok apa yang kita lakukan jauh sebelum masa pandemi. Nongkrong bareng, meet up, hangout, lunch bareng, hingga kegiatan arisan, membawa keseruan dan kegembiraan setelahnya. Kepenatan selepas aktivitas kerja terasa menguap dengan kehadiran sahabat-sahabat tersayang sambil mencoba kafe atau resto baru misalnya.

Seorang psikolog anak, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi. pada sebuah acara #PaddlePopMainYuk yang dibuat oleh Paddle Pop saat Hari Anak Nasional beberapa waktu lalu berkata, segala sesuatu yang baik itu salah satunya datang dari bermain. Di masa pandemi ini seorang anak yang berada di rumah saja, dimana ia bebas bermain, nyatanya tetap merasakan stres. Bosan, kangen teman, tugas sekolah banyak. Rasanya tak jauh beda dengan masalah orang dewasa.

Menurut psikolog tersebut, bagaimana cara mengatasi stres pada anak yaitu dengan bermain. Jika kita korelasikan dengan kehidupan orang dewasa, di masa pandemi ini tentunya kita jadi jarang berinteraksi langsung dengan para sahabat, dan momen bertemu sekadar ketawa-ketawa melepas penat kini menjadi sulit.

Istilah coping stress atau bagaimana mengatasi stres, ini tentunya jadi berlaku bagi semua. Salah satu cara copping stress pada anak adalah dengan proses bermain. Karena dengan bermain, anak akan lebih kreatif, kemampuan bersosialisasinya pun semakin terasah. Mari kita mencontek bagaimana anak kecil melepas stresnya melalui proses bermain.


 

 

Ada tiga konsep penting seputar dunia bermain anak:

  • Mainan. Adalah alat yang digunakan. Bisa mainan atau memakai sesuatu dari hasil karya anak.

  • Permainan. Yaitu aktivitas yang diciptakan, misalnya story telling, role playing, dan sebagainya.

  • Bermain. Bisa dengan mainan atau tanpa mainan, ini adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan dan memberi manfaat bagi anak.

Jika kita bawa ke kehidupan orang dewasa, bermain bisa diartikan dengan lebih luas. Melakukan kegiatan yang menyenangkan, bisa melakukan hobi baru, dan hal-hal yang memberi rasa gembira sehingga lebih relaks dan secara mental lebih sehat.

Bermain ala orang dewasa di masa pandemi mungkin awalnya hanya sekadar membuang kebosanan dan menyalurkan hobi yang selama ini tidak mendapat porsi waktu. Jika anak membeli mainan, maka banyak orang dewasa membeli peralatan baru yang bisa digunakan dalam kegiatan yang disukainya. Mulai dari sepeda baru, alat olahraga untuk di rumah, hingga peralatan berkebun.

Jika anak melakukan permainan, yang bisa dilakukan di rumah bersama orang tuanya, untuk Anda yang mempunyai anak luangkan waktu benar-benar hanya untuk bermain dengan anak. Tanpa gadget dan tidak dilakukan sambil melakukan pekerjaan lain. Ini waktunya Anda melepas kepenatan dan tertawa bersama anak.

Jika tidak ada anak kecil di rumah, bermain di taman dengan binatang peliharaan pun bisa mengasyikkan. Atau secara rutin membuat jadwal bertemu dengan sahabat secara virtual pun bisa menjadi ‘permainan ‘ yang mengasyikkan. Buat tema khusus pada setiap perjumpaan virtual Anda, kreatiflah dalam membuat aturan main agar perjumpaannya tidak sekedar ngobrol biasa.


 


Anda yang bisa asyik secara individual, atau dalam bahasa anak kecil ‘main sendiri’ di masa ini banyak sekali hobi yang bisa dilakukan. Mulai dari memasak, bercocok tanam, olahraga, yang dan lain sebagainya. Namun dengan kreativitas yang lebih ditambah pemikiran bisnis, pada orang dewasa kegiatan ‘bermain’ ini bisa menjadi penghasilan tambahan lho. Jadi, selamat bermain!
(EM) Foto: Unsplash.
 

 

 


Topic

Belajar mengatasi stres melalui cara anak-anak bermain.

Author

DEWI INDONESIA