Kehangatan Perayaan Natal dan Tahun Baru A La Italia di Alto, Four Seasons Jakarta
Jika tentang pesta dan selebrasi yang mengandalkan makanan, Anda tak mungkin akan kecewa dengan apa yang disuguhkan oleh para orang Italia. Karenanya restoran Alto yang terletak di Four Seasons Hotel Jakarta menghadirkan santapan spesial yang menggambarka
17 Dec 2020




Kemeriahan dan antisipasi akan perayaan terasa selama satu bulan panjangnya di Itali. “Biasanya libur akhir tahun akan berlangsung dari tanggal 23 hingga 6 Januari,” tutur Executive Chef Marco Violano.

Sebagian besar hari libur di Italia tampaknya berputar di sekitar makanan dan Natal serta Tahun Baru tak menjadi pengecualian. Pada dua hari spesial ini, mereka mempunyai tradisi yang disebut canone, atau duduk untuk makan besar, katakanlah, sebuah jamuan besar.

Jamuan perayaan ini sering kali menampilkan beberapa hidangan dan berlangsung selama berjam-jam. Makanan yang disajikan melambangkan harapan untuk tahun yang akan datang dan disertai dengan banyak minuman meriah seperti Prosecco atau spumante (sparkling wine).

Walaupun telah lama tidak menginjak kaki tanah kelahirannya, Marco yang merupakan executive chef di Four Seasons Hotel Jakarta dengan fasih menjelaskan tradisi Natal dan tahun baru yang ia lewati bersama keluarganya. “Beberapa hidangan ini mempunyai kesamaan, yaitu mereka merepresentasikan koin,” ujarnya.

Secara tradisional, masyarakat Italia mempercayai bahwa sajian yang berbentuk koin ini menjadi simbol pembawa kemakmuran di tahun baru. Dalam beberapa daerah mereka akan menyuguhkan Lenticchie, namun di daerah lain juga ada yang menyajikan Risotto in Bianco. “Ketika waktu menunjukkan tepat pukul 12, kami harus segera menyantap makanan-makanan yang menyerupai koin ini,” tutur Marco.

 


Sedangkan hidangan Cappeletti yang disajikan dengan kuah kaldu daging memiliki arti lain. Ketika diterjemahkan secara harfiah, Cappeletti mempunyai arti “topi kecil”, sedangkan tahun baru adalah Capo d’anno yang berarti “topi: atau “kepala tahun”.

“Jadi ketika menyantap Cappeletti seperti mengucapkan ‘taruh topi lamamu dan kenakan topi baru mu. Kita tahu betapa kita semua menantikan datangnya tahun baru,” ucapnya disusul dengan tawa.

Crown Lamb Roast dengan roots vegetables dihidangkan di tengah untuk disantap bersama. “Sang ayah akan memotong daging dan anak bungsu yang paling muda akan membagikan daging ke setiap anggota keluarga,” jelas Marco.

Satu hidangan yang tak boleh dilewatkan saat perayaan Natal tutur Marco, adalah Trunketo Natalito. Kue yang dibuat sedemikian rupa untuk menyerupai ranting pohon ini menjadi kolaborasinya bersama Executive Pastry Chef Lorenzo Sollecito, dipoles dengan warna putih oleh sang chef, sebagai representasi akan white Christmas.  

“Hal yang paling saya ingat, selain makanan yang berlimpah, adalah perasaan kebersamaan dan kehangatan. Ada suasana yang berbeda, mungkin dari kenyataan bahwa kami berkumpul bersama,” unkapnya.

Tahun ini sang chef bersama timnya memegang teguh prinsip "Natale con I Tuoi, Capodanno con Chi Vuoi" yang berarti "Anda harus melewatkan setidaknya Natal (atau musim ini) dengan keluarga Anda".

Karenanya, selain menghadirkan jamuan di restorn, Four Seasons Jakarta juga turut menghadirkan Festive 2 Go. Jamuan special untuk Natal dan tahun baru yang telah dikurasi khusus untuk disantap di kenyamanan rumah Anda. (AULI HADI) Foto: Dok. Four Seasons Jakarta, Togi Panjaitan.


 

 

Author

DEWI INDONESIA