Rangkaian Pesona Budaya Aceh, Meriahkan GPI 2019
Gebyar Pernikahan Indonesia Edisi Ke – 12 diselenggarakan tanggal 4 – 6 Oktober 2019, di Kartika Expo, Balai Kartini Jakarta, dan Badan Penghubung Pemerintah Aceh Gelar rangkaian Prosesi Pernikahan Aceh.
5 Oct 2019


1 / 4
Aceh adalah sebuah provinsi yang terletak di ujung utara pulau Sumatera, beribukota Banda Aceh, Provinsi paling barat Indonesia ini  ditempati oleh lebih dari 4,5 Juta jiwa dan terdapat 12 jenis suku. 

Keragaman suku membuat Aceh kaya akan adat dan budaya dimana salah satunya adalah prosesi pernikahan adat.

Dalam memeriahkan malam pembukaan Gebyar Pernikahan Indonesia (GPI) edisi Ke – 12, Parakrama  Organizer bekerjasama dengan Badan Penghubung Pemerintah Aceh dan didukung penuh oleh Himpunan Perusahaan Penata Acara Pernikahan (HASTANA), Cut Marlyn Decoration, Dewwi Music mempersembahkan rangkaian pesona budaya prosesi pernikahan Aceh di Malam Pembukaan Gebyar Pernikahan Indonesia, Jumat (4/10/20190.
 
GPI 2019 diselenggarakan selama 3 hari, Jumat sampai Minggu,   4 – 6 Oktober 2019 di Kartika Expo, Balai Kartini – Jakarta. Waktu Pameran Jumat pukul 12.00 – 23.00 WIB, Sabtu dan Minggu Pukul 10.00 – 22.00 WIB,  dengan harga tiket masuk Rp.25.000 per orang.
GPI dibuka dan diresmikan langsung oleh Istri PLT Gubernur Aceh, Dr. Ir. Dyah Erti Idawati, M.T dengan prosesi Peusijuk dan diramaikan pula dengan tarian Ranup Lampuan – sajian khas musik Aceh.
 
Arief Rachman, Direktur Parakrama Organizer mengatakan bahwa disetiap penyelenggaraan Gebyar Pernikahan Indonesia selalu membawakan budaya yang berbeda, setelah budaya Jawa dan Betawi, kini Giliran Aceh yang memeriahkan acara pembukaan Gebyar Pernikahan Indonesia edisi Ke – 12.
 
“Hal ini sejalan dengan komitmen kami untuk turut aktif melestarikan kekayaan budaya bangsa sekaligus untuk mempromosikan dan mengajak generasi muda agar mencintai budaya daerah serta bangga memilih adat tradisional sebagai thema pesta pernikahannya,” papar Arief Rachman..
 
Dari sisi bisnis, Arief menambahkan bahwa perkembangan industry kebutuhan pernikahan tradisional di Indonesia masih menjanjikan, ditengah gelombang budaya barat yang begitu besar, antusiasme keluarga calon pengantin untuk menggunakan pernikahan adat masih  sangat tinggi hal ini dapat dilihat dari animo pengunjung GPI selalu penuh dari waktu ke waktu.
 
“Tentunya kami dari Aceh menjadi sesuatu kebanggaan bias terlibat di GPI tahun ini, dan ini menjadi sebuah kesempatan untuk memperkenalkan lebih jauh lagi tentang budaya Aceh yang terdiri dari multi etnis. Mudah-mudahan dengan perkenalan budaya Aceh ini bias memperkaya pilihan pilihan bagi para konsumen,” terang Dr. Ir. Dyah Erti Idawati, M.T, pada awak media kecantikan Jakarta.
 
Sementara itu, Almuniza Kamal SSTP,M.Si, Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) mengatakan pihaknya menyambut baik kegiatan GPI t. Apalagi, pagelaran GPI edisi Ke-12 ini disuguhkan dengan pernik kebudayaan.
 
“Melalui kerjasama ini, diharapkan dapat membangkitkan rasa cinta generasi muda akan budaya asli Indonesia khususnya Aceh dan mampu memberikan inspirasi kepada calon pengantin untuk pesta pernikahannya,” jelasnya.
 
Aceh provinsi yang didiami oleh 12 Jenis suku, salah satu suku yang tinggal di Aceh adalah Suku Aneuk Jamee, pada perhelatan  GPI ke – 12 ini  Cut Marlyn Decoration akan menampilkan design pelaminan khas pesisir Aceh Selatan dengan kemewahannya.
 
”Untuk melengkapi kemegahan dan kemewahan dari prosesi pernikahan Aceh, Cut Marlyn Decoration mempersembahkan dekorasi dari wilayah pesisir, yaitu wilayah Tapak Tuan – Aceh Selatan. Dekorasi Tapak Tuan akan didominasi warna emas dengan banyak unsur yang bernafaskan islam dan sarat akan makna serta doa untuk sang pengantin.
 
 

 

Author

DEWI INDONESIA