“A Fold in Time” Pameran Seni Kolaborasi ISA Art dengan MONO8 Manila dan Richard Koh Fine Art Singapura
Bergerak melintasi wilayah, pameran ini mempertemukan para seniman dari berbagai latar belakang praktik seni dalam sebuah dialog.
19 Apr 2025



Penikmat seni kembali dimanjakan dengan hadirnya sebuah pameran baru bertajuk “A Fold in Time” di ISA Art Gallery Jakarta, sebuah ruang seni yang dikenal dengan komitmen kuratorialnya yang mendalam terhadap karya-karya seniman diaspora. Pameran ini menampilkan karya dari 12 seniman berbakat, termasuk Aimi Kaiya, Eunice Sanchez, Goldie Poblador, Ines Katamso, Issay Rodriguez, Jill Paz, Kelli Maeshiro, Liu Hsin-Ying, Luh'De Gita, Rose Cameron, Sinta Tantra, dan Wah Nu.

Kolaborasi Tiga Galeri
"A Fold in Time" merupakan kolaborasi menarik antara galeri seni kontemporer terkemuka di Asia Tenggara, yaitu MONO8 (Manila), ISA Art Gallery (Jakarta), dan Richard Koh Fine Art (Singapura/Bangkok). Pameran ini mempertemukan para seniman dengan berbagai pendekatan artistik untuk berdialog satu sama lain, terutama pada titik temu berbagai isu dan bahkan kontradiksi yang mereka hadapi dalam karya-karya mereka.

James Luigi Tana, kurator pameran ini, menyebutkan dalam catatan kuratorialnya bahwa istilah "A Fold in Time" sendiri dapat diartikan sebagai momen penting dalam waktu. Pameran ini, menurutnya lagi, berupaya menunjukkan bagaimana momen-momen yang berbeda dan signifikan bertemu serta bermanifestasi melalui seni.
 
Ragam Tema dan Kreasi
Tema pelestarian menjadi motif sentral yang dieksplorasi para seniman dalam praktik mereka. Hal ini dapat ditemukan dalam pendekatan Jill Paz yang secara sadar menggabungkan teknik analog dan digital dalam lukisannya, ataupun dalam proses alternatif yang membentuk citra dalam karya intermedia Eunice Sanchez. Luh’De Gita lebih jauh menelaah konsep pelestarian dalam kaitannya dengan ketegangan yang muncul dari estetika (dan fetisisme) budaya Bali akibat pariwisata yang berlebihan.
 
Pameran "A Fold in Time" dibuka untuk publik pada 15 April – 20 Juni 2025. Sebagai sebuah pameran yang berkeliling di kawasan ini, dengan berbagai durasi dan iterasi, pameran ini menciptakan momen-momen yang saling terhubung di luar batas budaya dan geopolitik yang kaku. Pameran ini tidak hanya mengedarkan gagasan dalam lingkup seni tetapi juga meresonansi dengan dunia yang lebih luas.

Teks & Foto: Mardyana Ulva

 

 


Topic

Art

Author

DEWI INDONESIA