Age of Consent, Pameran Daring Karya Seni Media Baru di Salihara
Tak sekadar memindahkan karya dalam bentuk fisik ke format digital, pameran daring ini mengajak Anda berpartisipasi dalam platform interaktif
25 Nov 2022



Galeri Salihara menjadi tuan rumah untuk pameran seni media baru bertajuk “Age of Consent” yang dihelat dalam format digital. Pameran daring ini merupakan output dari XPLORE, sebuah program inkubasi untuk membina kurator seni media baru, yang dilakukan oleh ARCOLABS, inisiatif kurator berbasis di Jakarta yang berfokus pada seni media kontemporer dan media baru.

Sepanjang Juni 2022 lalu, sembilan peserta program inkubasi XPLORE telah dibimbing oleh sejumlah pakar seni media baru dan para mentor yang juga berperan membimbing kurator terpilih dalam mempersiapkan pameran. Dari program tersebut, terpilih Christine Toelle dan Luthfi Zulkifli, untuk mewujudkan buah pikiran mereka tentang kurasi karya seni media baru dalam bentuk pameran “Age of Consent” ini.

Tak sekadar alih bentuk karya fisik

Hal menarik di pameran kali ini yaitu hadirnya pergelaran ini dalam ruang digital yang berbeda dari format pameran digital pada umumnya. Jika biasanya pameran digital hanya memindahkan karya seni fisik dalam bentuk digital (misalnya dengan memindai karya lukis atau fotografi), karya-karya seni media baru pada “Age of Consent” ini memang dibuat melalui teknologi digital. 

Pameran ini menampilkan karya seni media baru dari empat seniman Indonesia dan Korea Selatan. Keempat seniman di balik karya-karya yang ditampilkan yaitu (con)struck (duo seniman asal Bandung), Cut dan Rescue (kolektif yang berbasis di Jakarta), Theo Nugraha (seniman/kurator dari Samarinda), dan Hyun Jung Yim (seniman visual dari Korea Selatan).

“Kami ingin pengunjung dan para seniman yang terlibat bisa berinteraksi di pameran ini. Dan untuk mewujudkan itu, saya dan Luthfi cukup bereksplorasi memahami bahasa digitalnya, belajar soal UI/UX juga, supaya mengerti informasi yang lebih mudah diterima itu sebaiknya disajikan seperti apa,” ujar Christine Toelle.
 
Pameran digital "Age of Consent" sudah bisa diakses di https://galeri.salihara.org/age-of-consent/ mulai 19 November 2022 - 28 Mei 2023. Anda bisa mengikuti kuis “Take the Journey” yang ada di halaman muka ruang pamer daringnya, untuk memandu Anda berkeliling karya-karya seniman yang terlibat di sini. Anda pun akan diajak mengikuti beragam aktivitas participatory yang seru dan organik, seperti layaknya berinteraksi di media sosial.


 

Interaksi antara seniman dan pemirsa karyanya

Hal menarik lainnya dari pameran “Age of Consent” yaitu interaksi antara audiens pameran ini dengan para senimannya. Christine Toelle dan Luthfi Zulkifli, kurator pameran ini, menyebutkan bahwa ruang daring ini memang ditujukan sebagai platform yang memungkinkan seniman dan penonton untuk berinteraksi dan berkreasi bersama, mengembangkan karya seni selama pameran berlangsung.

(con)struck, misalnya, setiap bulan akan memposting video yang bertujuan membangkitkan respons indrawi dari penonton. Audiens dapat berbagi pengalaman mereka lewat tulisan di kotak komentar dalam video.

Penonton juga akan memiliki akses ke dua karya seni dari Cut dan Rescue: aktivitas mewarnai interaktif, dan membuat kolase menggunakan stiker yang biasa ditemukan di aplikasi media sosial. Di akhir pameran, Cut and Rescue akan menyusun kiriman kolase dan mempublikasikannya dalam bentuk zine.

Ada pula karya dari Theo Nugraha yang menggabungkan rekaman suara dari lingkungan sekitarnya. Audiens dapat merespons dengan mengirimkan sampel suara dari sekitar mereka. Sampel akan dikumpulkan dan dipresentasikan secara berkala, dan kemudian di-remix menjadi kompilasi suara yang unik untuk diunggah di minggu terakhir pameran.

Sementara itu, Hyun Jung Yim dari Korea Selatan akan mengajak para penonton untuk mengunggah foto selfie mereka. Setiap dua minggu, Yim akan menampilkan selfie yang telah ia modifikasi di galeri daring, sebagai sebuah upaya pertukaran energi.

Publikasi pasca-pameran

Kesediaan (consent) untuk berpartisipasi dari para pemirsa karya seni yang hadir dalam pameran ini merupakan hal yang krusial. Christine juga mengatakan bahwa kesediaan ini menjadi penting karena data-data yang dikumpulkan akan direspons kembali oleh para seniman yang terlibat, menjadi karya yang baru lagi.  

Pameran ini akan ditutup pada Mei 2023 mendatang, dan respons para seniman atas data partisipasi yang terkumpul akan disertakan dalam publikasi pasca-pameran berjudul "Archived Cabinets." Publikasi ini nantinya akan menampilkan kondisi akhir karya seni setelah proses interaksi seniman-audiens selama periode pameran.
 
 

MARDYANA ULVA
Foto: Salhara

 

 


Topic

Art

Author

DEWI INDONESIA