Inisiatif Berkelanjutan untuk Mengembalikan Hutan Kepada Orang Utan
Kampanye #PelukuntukOrangUtan bertujuan mendukung pelestarian orang utan di Hutan Lindung Wehea-Kelay, Kalimantan Timur
24 Mar 2022



Isu kelestarian alam sudah lama menjadi perhatian banyak pihak, terutama para aktivis lingkungan dan pencinta alam serta organisasi non-profit yang bergerak di bidang ini. Namun selain mereka, ada pula sebagian masyarakat umum serta beberapa bisnis yang mulai tergerak untuk melakukan inisiatif agar alam tetap lestari. Dari memberikan donasi untuk mendukung isu ini, hingga bergerak langsung untuk meminimalisir dampak kerusakan lingkungan hingga kepunahan satwa seperti yang dilakukan Kiehl’s lewat kampanye #PelukuntukOrangUtan

Orang utan Kalimantan nyaris punah

Tahukah Anda bahwa Badan orang utan Kalimantan nyaris punah? Konservasi Alam Dunia (International Union for Conservation of Nature) memasukkan spesies orang utan Kalimantan ke dalam kategori kritis (critically endangered), yang artinya satu tingkat sebelum dinyatakan punah di alam. Kondisi ini mencerminkan hilangnya ratusan spesies tanaman dan hewan di ekosistem hutan hujan tropis karena orang utan merupakan umbrella species atau spesies dasar bagi konservasi. 

Peran orang utan bagi manusia

Habitat orang utan memang jauh di hutan, tetapi keberadaan orang utan secara tak langsung berdampak pada kelangsungan hidup manusia. Ini karena orang utan berperan sebagai penebar benih tumbuh-tumbuhan hutan, yang nantinya akan menjadi pohon yang menyerap karbondioksida serta menghasilkan oksigen. Manfaat inilah yang berdampak penting pada kehidupan makhluk hidup, termasuk kita manusia.

Orang Utan di Kawasan Hutan Lindung Wehea-Kelay 

Indonesia memiliki 64,000 individu orang utan. Sekitar 14,000 individu tinggal di wilayah Sumatera dan 50,000 di wilayah Kalimantan, termasuk di Hutan Lindung Wehea-Kelay, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Siang Geah, tokoh masyarakat adat Wehea yang kini juga menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, menyebutkan bahwa di Kawasan Hutan Lindung Wehea-Kelay ini ada 1282 orang utan yang ada di dalamnya. Dengan kawasan seluas 29 ribu hektare, hutan lindung ini dikepung area konsesi yang berakibat pada keterbatasan ruang gerak, rentan mengalami konflik dengan manusia karena daya jelajah orang utan yang tak terbatas, serta penurunan kualitas kesehatan yang berpengaruh pada kemampuan untuk berkembangbiak

Mengembalikan hutan untuk orang utan

Untuk menjaga kawasan hutan lindung tersebut, masyarakat Dayak Wehea membentuk Petkuq Mehuey (PM), yang dalam bahasa lokal berarti “kelompok penjaga hutan”, yang terdiri atas anak muda.  Kampanye #PelukUntukOrangUtan dari Kiehl’s pun mendukung upaya ini dan menjadi kampanye berkelanjutan yang telah dilaksanakan sejak tahun 2016. Berbagai program pendampingan dan pelatihan telah terlaksana di antaranya adalah pelatihan ekowisata berbasis masyarakat, peningkatan kapasitas untuk hak kelola hutan, hingga penyediaan kelengkapan peralatan patroli untuk pengamanan Hutan Lindung Wehea.
 
Kontribusi dari kampanye #PelukUntukOrangUtan tahun ini telah menerima 10.000 dukungan masyarakat Indonesia dan 5.000 kemasan kosong untuk didaur ulang. Melalui kampanye ini, kontribusi Rp250.000.000 akan digunakan untuk membantu pelestarian Hutan Lindung Wehea di Kalimantan Timur. Kontribusi ini akan digunakan untuk mendukung upaya pengelolaan hutan serta beasiswa anak-anak Wehea, sebagai harapan generasi mendatang yang meneruskan semangat melestarikan hutan. Dukungan pendidikan diharapkan menjadi pintu untuk meningkatkan kapasitas warga mengelola hutan lebih baik.


 
#PelukUntukOrangUtan adalah simbol kepedulian & dukungan terhadap upaya perlindungan habitat orang utan di Hutan Wehea dan sekitarnya. Hutan harus tetap ada untuk menjaga kelestarian orang utan. Dalam menyelamatkan habitat orang utan, yang terselamatkan bukan hanya orang utannya saja, namun juga satwa penting lain yang ada didalam hutan lindung. Apabila hutan sampai hilang, maka kelangsungan hidup kita pun akan terancam.
 

MARDYANA ULVA
Foto: Kiehl's

 

 


Topic

Ecology

Author

DEWI INDONESIA