Kata Para Pemimpin Perempuan tentang Bias Gender di Tempat Kerja
Pemimpin perempuan lintas negara berbagi pengalaman dan pemikiran mereka tentang bias gender di tempat kerja, serta sikap apa saja yang diperlukan untuk bisa bertahan di lintasan karier.
18 Mar 2022



Perkembangan zaman memang telah membawa perubahan banyak bagi kehidupan, serta terbukanya akses yang lebih luas untuk kaum hawa. Terutama sekali adalah dalam hal professional, yang membuat para perempuan lebih berpeluang untuk mewujudkan cita-citanya dalam karier. Meski demikian, masih banyak bias serta hambatan yang dialami perempuan untuk bisa mencapai posisi kepemimpinan dalam suatu organisasi, sehingga diperlukan advokasi untuk memberdayakan para perempuan di tempat kerja.
 
Menurut Svida Alisjahbana, CEO GCM Group yang membawahi beberapa media gaya hidup perempuan serta perhelatan Jakarta Fashion Week, bias dan hambatan ini tetap ada salah satunya karena kecenderungan perempuan yang menomorsatukan keluarga ketimbang kariernya sendiri. Para perempuan banyak yang memilih mundur dari pekerjaan dan mengurus anak serta keluarganya.
 
“Di jenjang awal karier, proporsi laki-laki dan perempuan itu sama besarnya, namun begitu memasuki jenjang menengah, banyak perempuan yang mundur dari pekerjaan mereka karena mulai berkeluarga dan punya anak,” jelasnya  dalam diskusi virtual berjudul “Back to Basics: Women Advocacy in the Workplace,” yang merupakan bagian dari rangkaian acara “EndeavHer” oleh Endeavor, komunitas global terkemuka yang berfokus pada high-impact entrepreneurs untuk memfasilitasi ekosistem entrepreneurial di dunia termasuk di Indonesia.
 
Svida juga menambahkan tantangan yang dihadapi perempuan ketika ingin kembali bekerja. Misalnya, di beberapa tempat mereka harus memulai kembali dari level awal untuk bisa melanjutkan karier. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengadvokasi kesenjangan ini adalah dengan memberdayakan sesama perempuan, misalnya lewat kebijakan perusahaan berupa hybrid working environment, flexible hours, dan berbagi beban pekerjaan dengan sesama rekan kerja.


 
Sependapat dengan Svida, Sharmila Murat, Chief Investment Officer di Chalhoub Group Uni Emirat Arab, menuturkan bahwa menurutnya penting bagi perempuan untuk bertahan dalam karier. Meski diakuinya bahwa ini bukan hal yang mudah dan memerlukan dukungan berbagai pihak, menurutnya kegigihan perempuan untuk melanjutkan kariernya bisa membantu perempuan untuk bisa menempati posisi kepemimpinan.
 
“Penting buat berada di pekerjaan, karena kalau nggak begitu, akan semakin sedikit perempuan yang menempati posisi kepemimpinan,” ujarnya.
 
Selain Svida dan Sharmila, dua pembicara lain dalam diskusi virtual ini adalah Angeline Tham, pendiri Angkas yang berbasis di Filipina, serta Tan Su Shan, Group Head of Institutional Banking di DBS Bank Singapura. Dalam diskusi tersebut, keempatnya pun sepakat bahwa Perseverance atau  kegigihan untuk menekuni bidang yang kita kerjakan adalah poin penting dalam karier kita.
 
“Perempuan yang merintis bisnis sendiri akan sering mengalami penolakan di awal, tetapi jangan menyerah. Bangun networking dan berpikirlah dengan lebih terbuka, dengan menerima saran-saran dari orang, serta belajar untuk mengenali apa hal yang menarik untuk orang lain sehingga investor tertarik mendengar lebih lanjut tentang ide-ide bisnis kita,” tambah Angeline Tham.
 
Tan Su Shan juga mengatakan bahwa salah satu bias yang dialami perempuan dalam karier adalah anggapan bahwa perempuan itu tidak lebih mampu dibanding pria. Ia mengatasi hambatan ini dengan membuktikan sebaliknya. Menurutnya bias-bias ini membuat perempuan perlu bekerja lebih keras dan berpikir strategis, sehingga perlu juga untuk mengembangkan sikap proaktif di lingkungan kerja.
 
Untuk bisa bertahan di lintasan karier dan mencapai posisi puncak tentu memerlukan dukungan dari berbagai pihak, misalnya pasangan dan keluarga, serta kebijakan perusahaan yang mendukung kaum perempuan. Namun ada baiknya pula pemberdayaan ini dimulai dari diri sendiri. Menurut Sharmila, salah satu caranya adalah dengan mengenali keinginan kita, sehingga memiliki posisi tawar yang baik yang bisa membangun peluang untuk negosiasi.
 
“Langkah paling awal yang bisa kita pertimbangkan untuk bisa tetap berada di lintasan karier adalah menemukan apa yang kita sukai,” jelas Sharmila lagi. “Saya pikir akan percuma jika kita memilih hal yang dihormati orang lain tetapi kita sendiri tak menikmatinya. Jadi memiliki passion dan menemukan apa hal yang benar-benar ingin kita lakukan untuk jangka panjang itu penting.”

 
 
MARDYANA ULVA
Foto: Pexels

 

 


Topic

Career

Author

DEWI INDONESIA