Potret Kehidupan di Lereng Gunung dalam Film Dokumenter Negeri di Bawah Kabut
Meskipun dirilis tahun 2011 lalu, namun dengan dirilis di YouTube film ini kembali menarik perhatian.
23 Jun 2020




Film dokumenter
Negeri di Bawah Kabut karya Salahuddin Siregar  menyoroti kehidupan sebuah komunitas di lereng gunung Merbabu. Mereka yang bekerja sebagai petani menghadapi perubahan alam tanpa mengetahui alasannya. Mereka telah lama mengandalkan sistem kalender tradisional Jawa untuk membaca musim. Musim tak menentu membuat gangguan pada hasil panen.
 
Dirilis tahun 2011, film ini memaparkan bagaimana kondisi alam yang rusak karena global warming mempengaruhi kehidupan. Meski demikian, mereka tak mengerti betul apa yang sedang menimpanya.

Di tengah keterbatasan, hidup mereka terus berjalan. Keterbatasan juga yang membuat masa depan seorang anak dalam film ini terasa jauh dari jangkauan. Barangkali makna hidup bukan lagi untuk mencari kebahagian, namun hanya sekadar bertahan.



Negeri di Bawah Kabut dengan apik menampilkan kesederhaan sambil diselipi guyonan. Banyak momen-momen penuh hangat dihadirkan. Adegan dan dialog mengalir membawa penontonnya untuk merasa dekat.

Film dokumenter observasional ini dibuat selama selama lima tahun dan telah diputar di berbagai festival lokal dan internasional dan sudah meraih beberapa penghargaan, antara lain Special Jury Prize Dubai International Film Festival, Best Debut Documentary Almaty International Film Festival, NETPAC Award JAFF dan Nominasi Film Dokumenter Terbaik di ajang Asia Pacific Screen Awards di Brisbane.

Diproduksi dengan dukungan dari Goethe-Institut Indonesien, Dewan Kesenian Jakarta,Ford Foundation, film ini bisa ditonton secara legal di YouTube. (WHY) Foto: Dok. Istimewa 
 

 

 

Author

DEWI INDONESIA