Tips dari Dokter Spesialis Anak agar Orang Tua Responsif Terhadap Tumbuh Kembang Si Kecil
Jadikan momen Hari Anak Nasional untuk lebih mengenal potensi anak sejak dini
22 Jul 2022



Anak-anak yang tumbuh dan berkembang dengan baik serta memiliki masa depan gemilang tentu menjadi harapan semua orang tua. Sebagai orang tua pun ada berbagai hal yang perlu diperhatikan agar tumbuh kembang anak bisa lebih baik sesuai potensi yang dimilikinya. Perayaan Hari Anak Nasional pada 23 Juli setiap tahun pun menjadi menjadi momen yang tepat bagi orang tua untuk mengenali potensi si buah hati agar tumbuh gemilang.
 
Dokter Spesialis Anak, dr. Citra Amelinda, Sp.A, M.Kes, IBCLC, membagikan tips parenting sejak dini, sehingga orang tua bisa responsif menanggapi keunikan setiap anak. Mari simak tipsnya berikut ini!

Perhatikan nutrisi sejak dalam kandungan

Menurut dr. Citra, manusia membutuhkan kasih sayang dan rasa aman sejak 1000 hari pertama kehidupannya. Namun ia menjelaskan bahwa yang dimaksud 1000 hari pertama itu bukan dihitung sejak anak kita lahir, melainkan dari hari pertama pembentukannya di kandungan. Oleh karena itu pula, kasih sayang, stimulasi, serta nutrisi yang baik itu penting di masa kehamilan.
 
“Beri ibu makanan terbaik yang bernutrisi karena pada saat itulah kita ‘merajut’ organ-organnya,” jelasnya di acara virtual “Media Gathering Tokopedia Hari Anak Nasional” pada Jumat (22/7) pagi.
 
“Kalau nggak hamil, ibu makan hanya untuk dirinya, tetapi saat hamil harus lebih diperhatikan nutrisinya. Makanan ibu harus baik karena itu untuk membentuk organ si kecil,” imbuhnya.

Bentengi informasi yang diterima anak

Lebih lanjut, menurut dr. Citra lagi, menjadi orang tua di tiap zaman dan generasi memiliki tantangan berbeda. Saat ini, tantangannya yaitu menjadi orang tua yang responsif terhadap potensi anak dengan akses terhadap arus informasi yang tanpa batas. Sebagai orang tua, kita harus membimbing ke arah informasi yang valid dan sesuai dengan norma serta nilai yang dianut keluarga.
 
“Sebelumnya WHO (World Health Organization) dan AAP (American Academy of Pediatrics) menyarankan umur 2 tahun anak sudah boleh terpapar gadget, tapi sekarang WHO dan AAP sudah memajukannya menjadi sejak umur 18 bulan. Ini tentu tantangan bagi para orang tua,” ungkapnya.
 
“Anak-anak sekarang ini merupakan generasi alpha, yang lahir di tahun 2010 ke atas. Anak-anak generasi alpha ini anak-anak dari generasi milenial, generasi awal yang melek internet. Nah anak-anak generasi alpha ini lebih melek lagi teknologi,  karena di kehidupan mereka sudah ada berbagai aplikasi yang dipakai untuk berbagai kegiatan mereka, bahkan untuk membantu kegiatan belajar selama 2 tahun lebih karena pandemi ini,” paparnya.
 
“Menjadu orang tua yang responsif itu penting sekali di masa sekarang. Orang tua harus melek teknologi juga, nggak otoriter, dan nggak terlalu memanjakan anak agar mereka bisa mandiri tapi juga terinformasi dengan baik,” jelasnya lagi. 

Jadikan rumah sebagai ruang yang ramah bagi anak

Rumah yang ramah bagi anak juga penting untuk dibangun agar si buah hati bisa tumbuh dengan mandiri dan paham tentang batasan-batasan. Salah satunya adalah dengan membiasakan anak sejak bayi tentang area pribadi dan menghormati area pribadi orang lain.
 
“Kenalkan sejak bayi organ-organ tubuhnya, dan sebut kemaluan tanpa tabu seperti halnya kita mengenalkan mata, hidung, dan sebagainya,” katanya. “Anak harus diajari sex education di rumah soal private parts yang tertutupi pakaian. Ini orang lain gak boleh pegang dan kita juga gak boleh melihat private parts orang lain.”
 
Lebih lanjut, ia juga mengajak para orang tua untuk mengajarkan pada anak bahwa sentuhan fisik untuk menunjukkan sayang juga memiliki tingkatan. Misalnya, cara ayah menunjukkan rasa sayang ke ibu yang berbeda dengan caranya menunjukkan perhatian ke anggota keluarganya yang lain. Jika anak tak nyaman dengan ciuman atau pelukan dari kerabat pun sebagai orang tua kita perlu memberikan validasi atas perasaan anak, bukan malah memaksanya menerima sentuhan-sentuhan itu.
 
“Anak  kita gak selamanya sama kita, tapi kalau anak udah punya insting dan punya boundaries kuat, ketika di sekolah dia nggak nyaman dengan sentuhan orang lain, dia bisa menolak. Kalau rumah udah jadi ruang yang aman buat dia, anak juga akan cerita ke kita, jadi nggak malu atau sungkan,” pungkasnya.
 
 
Selain tips menjadi orang tua yang responsif dari dokter spesialis anak tersebut, Anda juga bisa merayakan Hari Anak Nasional di rumah bersama pasangan dan si buah hati. Agar makin seru, cek juga laman Tokopedia Parents untuk mengeksplorasi tips parentings serta ragam mainan edukatif untuk anak. Bagi Anda keluarga penggemar masak yang berdomisili di Jakarta dan Tangerang, Anda juga bisa mengajak anak menyiapkan masakan bersama dengan bahan-bahan yang bisa diantar langsung ke rumah dalam waktu kurang dari dua jam saja. Selamat Hari Anak Nasional!

 
MARDYANA ULVA
Foto: Pexels

 

 


Topic

Parenting

Author

DEWI INDONESIA