Perjalanan Dua Abad Tulis Menulis Collins
Setelah 200 tahun hadir di tengah masyarakat, Collins tetap menghasilkan inovasi dalam menghadirkan buku-buku catatan sebagai wujud ekspresi.
16 Dec 2019



Saat ini, pemandangan seorang berinteraksi menggunakan telepon genggam bukan sesuatu yang asing lagi. Kita berbicara, menulis pesan, mencari informasi, dan juga berkarya melalui gawai tersebut. Tidak sedikit pun yang kemudian beralih menulis dari media buku menjadi catatan digital. Lebih mudah dan murah, tidak perlu membawa-bawa catatan jika ingin berbelanja ke supermarket dan tidak perlu membeli buku catatan kecil lagi. Kira-kira seperti itu alasannya. Namun ada kenikmatan tersendiri ketika kita menorehkan pena di atas kertas.
 
Collins telah menemani banyak orang di seluruh dunia dalam proses tulis menulis dengan menyediakan peralatan dan perlengkapannya. Tahun ini, perusahaan yang didirikan oleh William Collins di Glasgow, Skotlandia pada 1819 tersebut merayakan 200 tahun pencapaiannya. Dalam rangka peringatan ulang tahun Collins, diadakan marbling art session, di mana konsumen dapat menciptakan motif marmer untuk dijadikan sampul buku harian Collins mereka. Hingga kini Collins tetap mengedepankan kualitas dalam mendorong kreativitas dan wujud ekspresi banyak orang. Mulai dari buku harian hingga agenda kerja, dengan berbagai variasi bahan dan desain sampul dapat Anda sesuaikan dengan preferensi pribadi.
 
Connie Chan, Chairlady dan CEO Collins punya favoritnya tersendiri. Untuk catatan hariannya, ia menggunakan koleksi Legacy yang memiliki cover berbahan beledu. Dengan kertas 80 gram bersertifkasi FSC®, buku berdesain kontemporer ini dapat menjadi teman baik Anda di segala suasana. Sementara untuk pasar Indonesia secara umum, Connie menyebutkan koleksi Edge dan Vanguard yang banyak menarik perhatian. Jika koleksi Edge tampak seperti diary pada umumnya, koleksi Vanguard hadir lebih mencolok dengan sentuhan garis-garis warna tembaga pada desain sampulnya. (NTF) Foto: Dok. Collins

 

 

Author

DEWI INDONESIA