Tren Liburan 2020: Perpaduan Hasrat Petualang dan Kesadaran Lingkungan
Kesadaran terhadap lingkungan tak menghentikan hasrat para petualang, tetapi mengubah cara-cara mereka berlibur. Berikut ini perkiraan trennya
18 Oct 2019


Slow travelling menjadi salah satu tren wisata yang diperkirakan tumbuh pada 2020.


Kesadaran akan lingkungan dan keadaan sosial terus meningkat di kalangan masyarakat dunia, terutama mereka yang muda. Dampaknya terasa di berbagai sektor. Entah itu ritel, fashion, bahkan industri wisata, semua mengalami pergeseran lanskap industri.

Pergeseran lanskap itu diperkirakan akan terus terjadi dan mulai meningkat secara signifikan pada 2020. Kesinambungan ekosistem atau industri menjadi kata kunci yang mempengaruhi keputusan konsumen, termasuk para penjelajah. Menurut laporan Booking.com, lebih dari separo turis di seluruh dunia akan mulai melirik wisata di kota kedua untuk menghindari over-tourism.

Over-tourism atau turisme berlebih memang memiliki beberapa dampak negatif. Beberapa di antaranya adalah membuat suatu wilayah jadi terlalu komersil, menyeragamkan mata pencaharian, perusakan ekosistem alam, dan sebagainya. Oleh karena itu para penjelajah akan mulai mencari tempat-tempat wisata baru yang tak kalah menarik atau menantang, tetapi belum banyak diketahui apalagi dikunjungi. Tren wisata ke kota kedua juga bisa memeratakan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat serta komunitas lokal di berbagai daerah.

Tak bisa dimungkiri aktivitas berwisata ke berbagai tempat memang tidak ramah lingkungan. Terutama ketika memperhitungkan emisi karbon dari transportasi yang digunakan. Namun bukan berarti hal itu lantas meredupkan hasrat para penjelajah untuk bertualang.

Salah satu tren wisata yang juga diperkirakan Booking.com akan mulai tumbuh tahun depan ialah slow travelling. Maksudnya di sini, para wisatawan (48%) bersedia memilih transportasi dengan waktu tempuh yang lebih lambat untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan. Misal dengan memilih menggunakan kapal laut ketimbang pesawat terbang. Pun memilih menyewa sepeda, berjalan kaki, hingga menggunakan transportasi umum sebagai opsi mobilitas di dalam kota.

Selain mengurangi dampak terhadap lingkungan, para wisatawan ini juga ingin lebih menikmati proses perjalanan dari satu tempat ke tempat lain demi pengalaman yang maksimal.

Waktu tempuh ke tempat tujuan yang diperkirakan akan lebih lama tahun depan membuat banyak penjelajah cenderung memilih lokasi yang menawarkan berbagai atraksi sekaligus. Pemandangan yang indah, situs bersejarah, dan restoran yang fantastis dalam jarak berdekatan menjadi paket lengkap nan ideal bagi para petualang tahun depan.

Demikianlah perkiraan tren berwisata pada 2020. Hasrat berpetualang berpadu dengan kesadaran akan lingkungan dan keadaan sosial yang semakin meningkat memberikan alternatif-alternatif wisata yang tak biasa, namun tetap berkesan. (SIR). Foto: Booking.com.



 

 

 


Topic

Travel

Author

DEWI INDONESIA