Claire Waight-Keller dan Givenchy memberikan pengumuman mengejutkan di tengah pandemi virus korona. Usai bekerjasama selama tiga tahun, Waight-Keller dan Givenchy akhirnya memutuskan untuk mengakhiri kerjasama mereka.

Peragaan Givenchy pada 1 Maret 2020 menjadi peragaan terakhir yang ditangani oleh Waight- Keller. Dalam keterangan resmi yang dirilis oleh Givenchy pada Jumat, 10 April 2020, Claire Waight-Keller mengatakan: “Sebagai wanita pertama yang menjadi Direktur Artistik dari Maison legendaris ini, saya merasa sangat terhormat mendapatkan kesempatan untuk menjaga warisannya serta memberikannya nafas baru.”

Lebih jauh Waight-Keller mengatakan kalau berfokus dengan haute couture merupakan salah satu hal penting dalam perjalanan karier profesionalnya. “Saya telah banyak berbagi momen luar biasa dengan atelier Givenchy dan juga tim desain yang brilian: bakat luar biasa dan dedikasi Anda semua akan abadi dalam ingatan saya,” kata Waight-Keller.
 

Sementara itu, Chairman dan CEO LVMH Fashion Group Sidney Toledano berterimakasih atas segala kontribusi Waight Keller untuk lembaran terbaru bagi Givenchy. “Di bawah kepemimpinannya dan dengan kolaborasi dari atelier dan tim, Maison terhubung lagi dengan nilai-nilai mendasar dari Hubert de Givenchy dan keanggunan yang ada di dalamnya,” kata Toledano.

 

Selama periodenya, Waight-Keller berupaya menghidupkan lagi arsip-arsip Givenchy dengan sentuhan baru yang membuatnya relevan dengan masa kini. Busana-busana klasik Audrey Hepburn dalam film ternamanya seperti Funny Faces ataupun Breakfast at Tiffany’s dikonstruksi ulang sedemikian rupa dengan sentuhan yang berbeda.

Waight Keller punya catatan karier yang cukup panjang. Bersama Tom Ford dia pernah menangani lini wanita Gucci, lalu Pringle of Scotland, dan menjadi Direktur Artistik untuk Chloe, sebuah posisi yang membuatnya cukup banyak diperhatikan atas desain-desainnya yang punya sensibilitas tertentu terhadap perempuan. (SUBKHAN J. HAKIM) Foto: Istimewa