Culture Cartel Menyapa Jakarta Lewat Pop Up Store di Urban Sneakers Society
Konvensi subkultur terbesar di Asia, Culture Cartel menyapa para pencinta subkultur di Jakarta
9 Nov 2019


1 / 5
Setelah sukses menarik 14.000 pengunjung di gelaran perdananya di Singapura, Culture Cartel mulai mencari peluang untuk melebarkan sayapnya ke kawasan Asia Tenggara. Untuk itu Jakarta dipilih empat founder konvensi subkultur terbesar di Asia itu sebagai titik pertama.

Hal ini dimulai dengan Pembukaan pop-up booth Culture Cartel bersama Singapore Tourism Board di gelaran Urban Sneakers Society Selama 8-10 November 2019 di District 8, SCBD. Di booth ini, para pengunjung bisa mengintip ke ajang yang akan berlangsung di Singapura pada 6-8 Desember 2019 mendatang.

Penggagas sekaligus CEO Culture Cartel Jeremy Tan menjelaskan Indonesia, terutama Jakarta, memiliki subkultur yang menarik dan amat beragam. Sehingga bisa menjadi pasar yang potensial bagi Culture Cartel. Inilah mengapa kemudian Jakarta dipilih sebagai destinasi Culture Cartel dalam memilah ekspansinya di kawasan Asia Tenggara.

“Ini proses testing water untuk melihat pasar Indonesia karena kita lihat ekosistem subkultur di Indonesia ini sangat menarik,” kata Jeremy dalam sesi wawancara di Media Gathering Opening Pop-Up Booth Culture Cartel di Urban Sneakers Society. Tidak jauh-jauh, ia lalu mengambil contoh Urban Sneakers Society yang gaungnya bahkan Sudah menarik perahatian media nasional dan menarik ribuan pengunjung setiap tahunnya.

Mungkin perkenalan Culture Cartel dengan pasar dan pelaku dalam ekosistem subkultur di Indonesia baru dilakukan lewat pembukaan pop-up booth. Tetapi Jeremy menyatakan tidak menutup kemungkinan Culture Cartel akan menyelenggarakan acara penuh mereka di Jakarta. Hanya saja hal ini masih dalam tahap perencanaan sangat awal.

Menurutnya, ekspansi konvensi subkultur garapannya itu ke negara-negara lain di luar Singapura adalah juga untuk mengencangkan gaung karya para seniman di kawasan Asia Tenggara. “Saya melihat Jakarta bukan sebagai satu titik, tetapi sebagai bagian dari Asia Tenggara. Salah satu tujuan Culture Cartel ini adalah untuk mempertemukan dan menyatukan berbagai seniman dan komunitas subkultur di Asia Tenggara sehingga bisa punya posisi yang diperhitungkan oleh dunia internasional,” jelasnya.

Perihal rencananya untuk terus mengembangkan Culture Cartel untuk mengembangkan diri ke kawasan Asia Tenggara, Singapore Tourism Board juga mendukung penuh. Area Manager Singapore Tourism Board Mohamed Firhan menyatakan pihaknya akan sangat mendukung dan mendorong pengembangan dari acara-acara yang lahir dan tumbuh di Singapura.

Selain itu Firhan juga menjelaskan Singapore Tourism Board turut mendukung Culture Cartel juga melihat misi yang sejalan dengan slogan mereka ‘passion made possible’. “Kami melihat ekosistem subkultur ini adalah ranah yang penuh passion dan saya rasa itu sejalan dengan misi kami dalam mengembangkan Pariwisata Singapura,” ujar Firhan.

Di pop-up booth ini, Anda bisa melihat dan bertemu langsung para seniman dan brand dari berbagai sektor subkultur Singapura. Mulai dari streetart yang diwakili Sam Lo dan seniman asal Indonesia, Tuyuloveme; duo seniman tato, Frankie Sexton dan Bradley Tan; Founder Mighty Jaxx, Jackson Aw; serta koleksi sepatu dari Limited Edition. (SIR). Foto: Culture Cartel.


 

 


Topic

Fashion

Author

DEWI INDONESIA