Lawan COVID-19, Pelaku Mode Indonesia Produksi APD dan Masker
Bukan hanya Anne Avantie yang memproduksi alat pelindung diri bagi tenaga medis. Puluhan desainer dan juga founder label mode ramai-ramai membuat inisiatif yang lebih besar demi tenaga medis yang berjuang di rumah sakit.
31 Mar 2020



Selain Anne Avantie yang mengubah fokus workshopnya dari pembuatan kebaya menjadi pembuatan alat pelindung diri bagi tenaga medis, sejumlah desainer dan label mode Indonesia juga ramai-ramai mengadakan upaya untuk menambah jumlah pakaian pelindung diri bagi tenaga medis hingga masker. 

Stella Rissa lewat akun Instagram @stellarissaofficial misalkan, membagikan masker dari kain yang dijahit dari workshopnya. “Untuk siapa saja yang membutuhkan silakan DM ya. Saya bagikan masker ini gratis,” begitu tulis dia dalam salah satu unggahan Insta Story miliknya.

Stella kemudian memprioritaskan tenaga medis sebagai pihak yang akan diberikan masker. Stella pun banjir banyak ucapan terima kasih dari mereka yang menerima maskernya. Tak heran, di tengah COVID-19, masker menjadi barang langka yang sulit dicari.

Sementara itu, desainer Hian Tjen memilih untuk memproduksi pakaian medis yang bisa digunakan sebagai pelindung diri para tenaga medis. Hian Tjen tak sendirian. Dia mengajak Andreas Odang, Yogie Pratama, Danny Satriadi, Priyo Oktaviano, Liliana Lim, Marisa Purnama, Imelda Kartini, Albert Yanuar, Rusly Tjonhardi, Rinaldy A Yunardi dan Mbymischa

Aksi ini pun akhirnya didukung oleh Ikatan Perancang Mode Indonesia yang ingin mendorong lebih banyak orang untuk berdonasi bagi pengadaan APD bagi para dokter ataupun perawat yang berjuang langsung di garis depan menghadapi COVID-19. Semua APD dan medical gown yang diproduksi nantinya akan dibagikan secara cuma-cuma untuk tenaga medis.

Sejumlah desainer dan label lain pun berupaya mengadakan inisiatif serupa. Felicia Budi dari Fbudi misalkan, berupaya untuk mengolah kembali bahan tyvek yang pernah diolahnya sebagai koleksi pakaian sebagai bahan untuk APD tenaga medis. Hanya saja, Felicia Budi memilih untuk sangat berhati-hati mengolahnya dengan meriset terlebih dahulu konstruksi pakaian yang ideal sembari mencari tahu kelayakan tyvek yang dia miliki sebagai bahan APD medis.

Label Cottonink yang sudah sukses menekuni ritel juga turut bergabung dalam inisiatif bagi COVID-19 ini, Carline Darjanto bersama Ria Sarwono selaku founder dari Cottonink berupaya untuk memproduksi 10,000 APD untuk kebutuhan pekerja medis. Kebutuhan APD yang diperkirakan akan mencapai jutaan seiring dengan peningkatan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia. “Kami akan berusaha sebisanya untuk membeli bahan yang sesuai (sudah didiskusikan dengan dokter rumah sakit), dan bekerja sama dengan para penjahit kami (yang ordernya sudah berkurang untuk baju fashion).”

Dia berharap masyarakat bisa ikut berpartisipasi lewat kitabisa.com untuk menyumbang produksi APD yang masing-masing ongkos produksi dan bahannya mencapai Rp 50 ribu per potong. Mereka sendiri akan menyumbang 200 APD dalam rangkaian 10 ribu APD yang akan diproduksi.

Deretan desainer tadi hanyalah sebagian dari banyak sekali inisiatif yang digalang masyarakat untuk mendukung tenaga medis. Selain #dirumahaja, sudahkah Anda ikut berpartisipasi dalam inisiatif tersebut? (SJH) Foto: Hian Tjen



 

 

Author

DEWI INDONESIA