Lebih Dekat dengan Koleksi Musim Semi/Panas Marc Jacobs 2020
Koleksi yang merayakan kebebasan individual dan ekspresi tanpa batas.
9 Dec 2019


1 / 9

Delapan belas tahun lalu, di suatu Senin malam sebelum 9/11, Marc Jacobs menggelar fashion show koleksi musim semi/panas 2001 rancangannya di Pier 54, dengan latar belakang menara kembar World Trade Center yang megah. Acara yang bertabur bintang dan selebritas tersebut menjadi potret kontras dan tragis akan kehidupan di New York sebelum hidup berubah drastis pada keesokan paginya.

Bulan September 2019 lalu, di New York Fashion Week, Marc mempertunjukkan koleksi musim semi/panas 2020 yang menengok kepada koleksi di tahun 2001 tersebut. Tidak seperti koleksi pada umumnya, kali ini tak ada tema atau cerita khusus yang diangkat, namun keseluruhan koleksi merupakan perpaduan dari beragam gaya. Sebuah perayaan kebebasan berekspresi dan gaya individual.

“Koleksi ini, seperti koleksi tahun 2001 lalu, adalah sebuah selebrasi akan kehidupan, suka cita, kesetaraan, individualitas, optimisme, kebahagiaan, indulgensi, mimpi, dan masa depan yang belum tertulis, dimana kita terus belajar dari masa lalu dan sejarah mode dengan cara mengeksplorasi gambar-gambar ikonis dari desainer-desainer yang kita cintai, yang selamanya kita simpan dan pertahankan,” jelas Marc tentang koleksi ini.

“Namun semua gambaran ini tidak diambil dari komputer atau cloud, ataupun dari arsip internet, melainkan dari mother board, pusat data, dan bank memori natural kita, yakni otak kita,” lanjut Marc. Maka muncullah karya-karya penuh warna dan karakter yang merupakan interpretasi Marc akan sisi jenius Karl Lagerfeld, Doris Day yang ceria dan penuh energi positif, gaya Lee Radziwill yang tak lekang waktu, hingga sosok Anita Pallenberg yang keren dan effortless, yang gayanya bertahan hingga setengah abad kemudian di tengah lautan digital influencer.

 

Lepas dari New York, pada 5 Desember lalu, Dewi terbang ke Tokyo untuk menilik koleksi runway ini lebih dekat lagi. Bertempat di butik Marc Jacobs di Aoyama, hari itu Dewi bergabung bersama beberapa media dan influencer lain dari Asia Pasifik untuk melihat dan menyentuh koleksi tersebut.

Ken Chen, Marc Jacobs Head of Marketing APAC & China, menjelaskan bahwa meski koleksi ini merupakan sebuah tribut ke masa lalu, namun Marc juga memasukkan unsur masa depan ke dalamnya. Warna-warna cerah, detail penuh kilau, dan motif floral yang merupakan salah satu motif favorit Marc, menjadi elemen-elemen kuat pada koleksi ini. Styling yang over the top, berpadu dengan wajah-wajah “kekinian” (Gigi Hadid, Kendal Jenner) yang membawakan koleksinya di New York, menggambarkan dengan jelas tentang makna menjadi anak muda di masa kini, serta penggambaran tajam akan masa depan yang tak terlalu jauh.

Sweater rajut berwarna oranye dengan gambar kucing Siam, sandal berhak rendah berselimut material bulu yang fluffy, serta anting berbentuk tengkorak dari mutiara, menjadi beberapa contoh detail quirky dan sisi fun dari seorang Marc Jacobs yang tak pernah luruh. Lewat koleksinya ini, ia seolah mengajak kita ikut bermain, mengingatkan kita akan “the joy in dressing up”, rasa cinta kita akan mode, serta merangkul ekspresi yang tak terkekang, reaksi, ide, dan kesempatan. (Margaretha Untoro) Foto: MU

 
 

 


Topic

Fashion

Author

DEWI INDONESIA