
Di tengah industri fashion yang terus mengejar kecepatan dan tren, NEXT@Fashion InStyle muncul sebagai disruptor. Zona di mana inovasi material, teknologi, dan keberlanjutan saling bersilangan membentuk narasi baru tentang masa depan fashion global.
Dibentuk oleh Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) dan didukung oleh Cultural and Creative Industries Development Agency (CCIDA) dari Pemerintah HKSAR, NEXT menjadi mercusuar baru yang menyoroti pentingnya material dalam menciptakan narasi fashion yang lebih bertanggung jawab. Tahun ini, Thailand hadir sebagai mitra strategis, menghadirkan lebih dari 30 pelaku industri kreatif yang mempertemukan teknologi mutakhir dengan akar budaya yang mendalam.

Dari Kulit Jamur hingga Sutra Leluhur
Salah satu cerita paling menggugah datang dari pertemuan antara Richard Tsen, pendiri CollbStore dari Malaysia, dengan PT Miko Bahtera Nusantara (MYCL), pelopor kulit jamur dari Indonesia. “Saya terkagum oleh kekokohan dan lapisan akhir dari material tersebut setelah proses pemanggangan,” ujar Tsen. Kekaguman itu bukan sekadar pujian. Ia kini tengah mengintegrasikan kulit jamur ini ke dalam lini desainnya, sekaligus merekomendasikannya kepada Institut Desain Furnitur Malaysia, membuka jalan bagi kemungkinan baru di ranah furnitur ramah lingkungan.
Sementara itu, dari negeri Tiongkok, Mary Ma dari Textile Library menyuarakan ketertarikannya menjadikan Hong Kong sebagai pusat baru. “Hong Kong adalah persimpangan yang hidup antara Timur dan Barat,” tuturnya, menandaskan kembali posisi strategis kota ini dalam rantai pasok fashion global.

Tradisi dan Teknologi Berjalan Berdampingan
NEXT tidak hanya mempertemukan pelaku industri dari Indonesia, Tiongkok, Eropa, Amerika, hingga Vietnam. Ia juga menjadi ruang eksplorasi antara warisan budaya dan sains material. Hangzhou New Concept Fabric Creative Centre menghadirkan koleksi yang mengawinkan teknik bordir Badu, pencetakan beam, dan tie-dye tradisional dengan bahan-bahan canggih. Dalam balutan inovasi, budaya menemukan bentuk barunya.
Lima desainer lokal Hong Kong pun turut menyemarakkan zona ini, dengan arahan dan pendampingan dari Han Chong, pendiri label internasional Self-Portrait, yang bertindak sebagai duta. Jason Ying, salah satu desainer muda yang pernah magang di studio Self-Portrait, menghidupkan kembali siluet militer vintage lewat bahan-bahan eksperimental. Di sisi lain, Kinyan Lam mempersembahkan karya dari Gambiered Canton Silk, tekstil warisan budaya takbenda dari Guangdong yang telah melintasi lebih dari seribu tahun sejarah.

Gerbang Menuju Fashion Berkelanjutan Asia
NEXT@Fashion InStyle bukan sekadar destinasi dalam peta pameran mode dunia. Ia adalah simpul penghubung antara warisan dan masa depan, antara lokal dan global. Sebuah ruang dimana narasi fashion bukan lagi hanya tentang potongan dan warna, tetapi tentang bagaimana bahan dipilih, bagaimana cerita diwariskan, dan bagaimana dunia bisa berubah dari selembar kain. (RAS)
Foto: Dok. HKTDC