Saint Laurent Tak Akan Gabung Paris Fashion Week Musim Depan
Saint Laurent menyiapkan pendekatan baru mereka di industri mode pasca-pandemi
28 Apr 2020



Pemerintah Perancis mengumumkan akan mulai melonggarkan aturan lockdown pada 11 May mendatang. Hal ini memberikan tantangan baru bagi perusahaan-perusahaan untuk kembali beroperasi setelah lebih dari dua bulan mengambil jeda.

Termasuk pula rumah-rumah mode. Bagi sektor ini, masa setelah pandemi bukan persoalan transisi kembali menjalani business as usual. Justru bagi sebagian pelakunya, kesempatan ini menjadi titik tolak baru.

Saint Laurent salah satunya. Mereka mengumumkan diri tak akan ikut serta di gelaran Paris Fashion Week, sebagaimana dilansir Business of Fashion. Salah satu rumah mode legendaris Perancis ini juga mengumumkan diri tidak akan memperagakan koleksi “pre-set” mereka [red. Pre-Fall] tahun ini.

Alih-alih, brand ini tengah menyusun strategi baru bagi perusahaan mereka pasca-pandemi. Salah satunya dengan menyusun strategi baru untuk mempresentasikan koleksi mereka. “[Kami] sadar akan perkembangan situasi saat ini dan perubahan mendasar yang menyertainya. Oleh karena itu Saint Laurent memutuskan untuk mengatur dan membentuk kembali ritme kerja dan jadwal [presentasi],” begitu bunyi pernyataan resmi Saint Laurent seperti dilansir Business of Fashion dalam unggahan Instagram mereka.

Pernyataan ini tak berarti Saint Laurent akan absen sama sekali dari presentasi berformat catwalk. Namun, rasanya rumah mode ini akan memfokuskan diri ke bentuk-bentuk yang lebih intim ketimbang menggelar peragaan busana serba megah sebagaimana di masa-masa lampau.

Pengumuman sikap Saint Laurent ini menjadi yang pertama dikeluarkan rumah mode sekalibernya terkait rencana mereka pasca-pandemi—yang telah membatalkan peragaan busana koleksi laki-laki di Paris serta peragaan koleksi adibusana, masing-masing pada Juli.

Pandemi COVID-19 memang memantik berbagai diskusi tentang apa-apa yang mesti diubah segera dari modus operandi industri mode global. Berbagai pertanyaan tentang relevansi dan urgensi akan jilid demi jilid fashion weeks dalam setahun kembali diajukan. Brand pun didorong untuk mencari alternatif baru yang lebih tahan krisis, semacam ini.

Sebetulnya Saint Laurent bukan brand pertama yang melakukan pengaturan jadwal pentas sendiri. Brand yang lebih muda seperti Jacquemus misalnya sudah terlebih dulu mempraktikkan model serupa, meskipun masih menempel pada jadwal peragaan fashion week. Maka dari itu akan menarik melihat bagaimana rumah-rumah mode lain menyusun ulang strategi mereka pasca-pandemi. Will it be the end of the fashion weeks as we know it? (SIR.) Foto: Dok. Istimewa.



 

 


Topic

Fashion

Author

DEWI INDONESIA