Senandung Waktu dari Komplikasi Teranyar Patek Philippe
Patek Philippe meluncurkan arloji pertamanya dengan Grande Sonnerie dalam bentuknya yang paling murni.
25 Dec 2020



Waktu tidak selalu ditandai dengan detak jarum jam yang menunjuk pada sebuah angka. Pada abad ke-14, jam yang menghiasi kota-kota di Eropa tidak memiliki jarum, mereka berdentang untuk memberitahu para penduduk akan waktu. Penanda waktu dengan indikasi suara dapat ditelusuri dari asal-usul ketepatan waktu secara mekanis. Arloji spring barrel portabel pertama abad ke-15 serta jam saku dari abad ke-16 juga sama-sama dilengkapi mekanisme dentang serupa. Kemudian pada akhir abad ke-17, muncul mekanisme dentang atas permintaan. 

Patek Philippe menghadikan kembali nada-nada waktu pada kehidupan modern kita saat ini dalam mahakarya dengan kesempurnaan akustik: Ref. 6301P Grande Sonnerie. Ini adalah arloji pabrikan pertama yang menampilkan grande sonnerie sebagai bagian dari komplikasi horologis di bentuknya yang paling murni, dilengkapi dengan petite sonnerie dan minute repeater

Jam sonnerie adalah jam yang tidak memerlukan intervensi pemakai untuk mengaktifkan dentangnya, mirip dengan prinsip sebuah jam dinding. Ada tiga jenis sonnerie yaitu: silence (tidak berbunyi sama sekali), grand (berbunyi setiap jam dan 15 menit sekali), dan petite (berbunyi hanya setiap jam sekali). Sementara jam dengan minute repeater membutuhkan intervensi pemakai agar dapat berfungsi, misal dengan menggeser tuas. 
 


Untuk menerapkan grande sonnerie seperti yang dibayangkan, Patek Philippe mengembangkan teknologi movement baru yaitu Calibre GS 36-750 PS IRM, yang sangat kompak untuk mekanisme yang sedemikian rumit. Salah satu kesulitan terbesar yang ditemui para teknisi adalah menguasai aliran energi dan cadangan daya. Tidak seperti minute repeater yang harus dipicu sesuai permintaan dengan sebuah gerakan, grande sonnerie perlu memiliki daya cadangan yang cukup untuk secara otomatis membunyikan jumlah gong waktu yang diperlukan dengan kualitas akustik yang seragam. 

Arloji ini tampil dengan casing platinum yang mengekspresikan kehalusan dan keseimbangan dalam lekukan dan kontur melengkung, dengan bezel cekung untuk transisi yang sempurna dari kaca kristal sa r dan sisi casing berlapis satin. Seperti semua casing platinum Patek Philippe, terdapat set berlian kecil yang pada arloji ini terletak pada pukul 12 karena posisi biasanya yaitu pada pukul jam 6, ditempati oleh sakelar untuk memilih mode dentang. 

Dengan dial enamel grand feu hitam dan sentuhan akhir glacé, arloji ini menggunakan angka Breguet yang sedikit miring sehingga memberi sentuhan dinamis pada wajah klasik nan kontemporer. Tampilan untuk jam, menit, dan detik tambahan pada pukul 6 memiliki proporsi yang baik di samping dua indikator cadangan daya untuk mesin jam dan dentang pada pukul 3 dan 9 yang diidenti kasi dengan tulisan MOUVEMENT dan SONNERIE. Tali kulit buaya hitam mengkilap yang dijahit tangan dengan sisik persegi dan gesper lipat melengkapi keseluruhan tampilan. Ini semua dianggap sesuai dengan prinsip utama Patek Philippe bahwa arloji dengan komplikasi mutakhir juga harus menyenangkan untuk dikenakan sehari- hari. (NTF) Foto: Dok. Patek Philippe 

 

Author

DEWI INDONESIA