Simplisitas Bercampur Estetika pada Arloji Slim d’Hermès Teranyar
Motif yang biasa terpapar indah di helaian scarf Hermès kini secara jelas nyata menjadi gambaran di balik dentangan waktu Slim d’Hermès La Source de Pégase.
3 Jun 2021



Bagi para perempuan, sebuah arloji bukan hanya sebagai penunjuk waktu. Ia adalah sahabat bagi pergelangan tangan untuk menunjukkan siapa diri sebenarnya. Sebuah arloji menggambarkan jelas siapa pemiliknya, tipe seperti apakah ia dan apa gaya panutannya. Seorang perempuan yang mengenakan arloji Slim d’Hermès merupakan penggemar gaya sederhana namun selalu mengedepankan estetika. Makin tercermin lewat lansiran terbarunya yang bertajuk Slim d’Hermès  La Source de Pégase.

Bagi Hermès, waktu adalah sebuah obyek dan Hermès sendiri selalu menciptakan obyek yang berasal dari tangan ahli para artisan serta menjadikan obyek tersebut sebagai pendamping siapapun yang memakainya. Praktis, fungsional dengan keahlian yang tak mengenal kompromi menjadi catatan penting yang harus ada di setiap obyeknya.

Slim d’Hermès La Source de Pégase memiliki segala standardisasi tersebut. Slim d’Hermès pertama kali diluncurkan di tahun 2015 dengan model yang sederhana namun distingtif. Menggabungkan simplisitas dan disiplin manufaktur dengan sebuah estetika nan indah. Kali ini motif kuda bersayap Pegasus menjadi latar belakang dial, sekali lagi menunjukkan sebuah narasi khas Hermès berbalut seni horologi.

Awalnya simbol mitologi Pegasus dilukis indah di atas scarf Hermès oleh seniman Prancis, Pierre Marie. Mengetahui begitu banyak penggemar Hermès yang menggilai scarf tersebut, rasanya ide untuk membuat guratan fantasi ini pada lini horologi Hermès adalah hal yang brilian. Diciptakanlah dial dengan teknik enamel champlevé alveoli yang diisi oleh bubuk perwarna kaca dan minyak alami. Diproses dengan suhu di atas 800 derajat celsius untuk mendapatkan warna yang diinginkan. Keindahan dial berlatar warna kuning dan biru ini juga memiliki teknik artisan yang berbeda dengan segala kerumitannya masing-masing. 
 

Kini pilihannya ada pada dua rona membara yang memiliki kompleksitas elemen bertaraf seni tinggi khas Hermès. 

Makin apik lewat bingkaian 52 buah berlian berpotongan baguette di sekeliling case berdiameter 39.5 mm. Pergerakan self-winding dengan manufaktur Hermès H1950 menjadi fitur penting arloji ini. Tak lupa daya cadang 42 jam dan ketahanan air hingga 3 bar. Dial berwarna kuning memiliki tali berwarna putih dari kulit buaya sedangkan yang berwarna biru juga senada dengan tali Mykonos blue alligator. 

Sederet karakteristik teknis di atas menjadi catatan resmi Slim d’Hermès La Source de Pégase sekaligus menekankan aspek tak terduga dari kesederhanaan yang ditawarkan oleh Hermès. (JE) Foto: Hermès.

 

 


Topic

Fashion

Author

DEWI INDONESIA