Sulit Bersaing, 5 Butik Mode Ini Nyatakan Bangkrut
Pernyataan bangkrut peritel barang mewah Barneys New York menambah panjang daftar kebangkrutan terkait fashion dalam beberapa tahun terakhir di tengah impitan tantangan industri ritel yang kian ketat...
13 Aug 2019


Sonia Rykiel menjadi salah satu fashion brand yang mengalami kebangkrutan di tengah meningkatnya tantangan di industri ritel.


Di balik gegap gempita pagelaran busana dan fashion week, industri fashion sejatinya tengah menghadapi masalah yang cukup kompleks. Mulai dari perihal keselarasan industri dengan alam, hingga bagaimana mengembangkan bisnis di tengah persaingan yang semakin ketat.
 
Tantangan industri ritel yang semakin ketat membuat dampaknya tak hanya terasa pada pelaku industri kecil dan menengah. Beberapa nama besar pun turut terimbas keadaan industri ritel yang semakin menantang.
 
Yang teranyar, Barneys New York jadi salah satu korbannya. Ikon ritel barang mewah tersebut menyatakan diri bangkrut pada awal Agustus 2019. Seretnya pembeli menjadi salah satu faktor utama. Pun para pelaku industri fashion kini, bahkan di negara-negara maju, masih meraba-raba cara mengoptimalkan operasional dan penghasilan melalui kanal-kanal digitalnya.
 
Selain Barneys New York, berikut ini beberapa fashion brand yang menyatakan kebangkrutannya selama setahun terakhir. Baik itu untuk melancarkan bisnis mereka ke depannya hingga yang akhirnya tutup sama sekali.
 
Sonia Rykiel
Fashion brand asal Paris, Sonia Rykel menghentikan dan melikuidiasi seluruh operasionalnya setelah Juni 2019 perusahaan induknya, First Heratge Brand menyatakan diri bangkrut dan gagal menemukan investor baru pasca-wafatnya desainer dan penggagas brand, Sonia Rykel.
 
Roberto Cavalli
Pada April 2019 Roberto Cavalli menyerahkan dokumen kebangkrutan untuk meminta perlindungan pengadilan New York dari 200 tagihan kreditor. Akhirnya, Roberto Cavalli melikuidasi cabangnya di Amerika Serikat dengan menutup seluruh tokonya di Negeri Paman Sam serta menghentikan seluruh kegiatan operasionalnya di Amerika Utara. Seperti dilansir The Fashion Law, dokumen tersebut menyatakan kebangkrutan perusahaan disebabkan oleh likuiditas keuangan yang terbatas sehingga perusahaan kesulitan membayar hutang-hutangya, termasuk biaya-biaya operasional.
 
Kini kepemilikan Roberto Cavalli telah berpindah tangan ke pengembang properti basis Dubai, Damac yang membeli seluruh saham fashion brand Italia itu pada Juli 2019.
 
Diesel
Cabang Diesel di Amerika Serikat menyatakan diri bangkrut pada Maret 2019. Meski tak langsung menghentikan seluruh operasionalnya dan menutup semua tokonya di Amerika Serikat, Diesel berencana untuk menutup 28 tokonya. Ke depannya, Diesel akan fokus untuk meningkatkan keuntungan dari toko, mengembangkan lini produknya, dan menggencarkan pemasaran pada kelompok konsumen yang lebih muda.
 
Carven
Perusahaan induk Carven, Société Béranger menyatakan diri bangkrut pada Mei 2018. Setelahnya, perusahaan asal Perancis itu terus mencari investor baru agar dapat terus menjalankan bisnisnya. Seperti dilansir Business of Fashion, perusahaan fashion asal Cina, Icicle akhirnya menjadi pemilik baru Carven pada Oktober 2018.
 
Charlotte Olympia
Brand aksesori Charlotte Olympia menyatakan diri bangkrut pada Februari 2018. Faktor utama kebangkrutan Charlotte Olympia adalah disrupsi yang terjadi pada sektor industri ritel brick and mortar. Imbasnya adalah penutupan toko-toko Charlotte Olympia di Amerika Serikat. Meski demikian, brand aksesori tersebut tidak menghentikan operasionalnya.
 
(Teks: Shuliya Ratanavara/Foto: Dok. Istimewa.)
 

 


Topic

Fashion

Author

DEWI INDONESIA