5 Cara Bahagia Andra Alodita

Dua tahun lalu, Andra Alodita mengambil jeda dari dunia media sosial. Keputusan ini ia ambil setelah beberapa waktu lamanya merasa terjebak dalam rutinitas yang membuatnya merasa kewalahan. "Rasanya saya seperti punya tanggung jawab untuk menyebarkan kebaikan, padahal, kan, tidak ada yang mengharuskannya," tuturnya.
Selama mengambil jeda, Andra memilah-milah kembali hal-hal saja yang memberikan energi positif, dan mana yang justru menguras energi saya. Ia juga menyadari, meski dirinya menyukainya media sosial, ia tidak mau terjebak lagi dalam ‘kewajiban-kewajiban’ yang membuatnya merasa tertekan
Menurut Andra pikir, inilah proses yang akhirnya membuatnya sekarang ini bisa melihat hal-hal sederhana dalam hidup dengan lebih bermakna. Glimmers, atau hal-hal kecil yang membahagiakan itu, jadi terasa kerap sekali muncul—menambah rasa syukur dan menambah motivasi dalam menjalani keseharian.
Untuk dapat mengapresiasi glimmers, ada beberapa hal ini yang dilakukan oleh Andra:
- Hadapi ketakutanmu
Ia mencoba memahami ketakutannya dengan berdialog dengan diri sendiri dan mencari tahu sumber kecemasannya, misalnya dengan bertanya, "Apakah kecemasan ini milik saya atau energi negatif dari luar?"
- Menulis jurnal syukur
Andra juga menulis jurnal syukur setiap hari, mencatat apa saja hal-hal yang membuatnya merasa terberkati dengan karunia Tuhan. Ia bersyukur dengan menikmati hidup dan menyadari hak istimewa yang saya miliki.
- Buat batasan sehat
Andra pun membuat batasan yang sehat dengan menjauhi gosip, bersikap kritis terhadap media sosial, dan belajar untuk mengatakan tidak.
- Relaksasi di tengah alam
Alam memiliki kekuatan memulihkan. Sebulan sekali, Anda berupaya agar bisa pergi ke alam, merelaksasi pikiran dan memulihkan kembali ketenangan batin.
- Mengenal diri lebih dalam
Selain bersyukur, Andra belajar memahami apa yang ia sukai dan membuatnya bahagia. Dengan mengumpulkan hal-hal ini, ia menjadi lebih memahami diri sendiri dan misi jiwanya yang sesungguhnya.
Setelah satu setengah tahun rehat dan banyak melakukan refleksi ke dalam diri, ia pun memutuskan untuk pergi ke Bali. Suasana di sana yang tenang dan keindahan alamnya mengingatkannya kembali untuk lebih menghargai diri sendiri.
Misi jiwanya pun mulai tampak jelas: untuk hidup dengan lebih autentik, menghargai setiap momen, dan tidak membebani diri dengan ekspektasi orang lain. Misi jiwa saya adalah menjadi wanita yang santai. Itulah panggilan jiwa saya.
Teks: Mardyana Ulva
Foto: dok. Andra Alodita