Kata Lima Puan Gundala tentang Sosok Patriot Lokal
Lima aktris pemeran Gundala sepakat negeri ini butuh patriot, ini kata mereka…
8 Aug 2019


Marissa Anita, Asmara Abigail, Hannah Al Rashid, Tara Basro, dan Kelly Tandiono.


Asmara Abigail, Hannah Al Rashid, Kelly Tandiono, Marissa Anita, dan Tara Basro berperan dalam salah satu film Indonesia yang paling ditunggu tahun ini, Gundala. Film yang disutradarai Joko Anwar itu merupakan adaptasi dari komik berjudul Gundala Putra Petir.
 
Meski belum pernah membaca komik itu sebelumnya, mereka berlima bersemangat sekali ketika mendapat tawaran dari sang sutradara. Pasalnya di tengah serbuan film-film superhero versi Marvel, Indonesia tetap sepi-sepi saja dalam memproduksi film bergenre ini. Padahal penonton Indonesia membutuhkannya.
 
“Waktu kecil saya sendiri sering menonton serial-serial seperti Saras 008 atau Gerhana. Senang rasanya mempunyai tokoh yang bisa kita kagumi dan menjadi inspirasi,” kata Tara yang berperan sebagai Wulan, seorang wanita muda dengan kepedulian yang sangat pada hal-hal yang terjadi di sekitarnya.
 
“Referensi jagoan dari luar negeri boleh-boleh saja,” ucap Kelly, “tapi penonton Indonesia juga perlu disuguhi variasi genre film seperti ini yang diproduksi oleh bangsanya sendiri.” Tentang ini Asmara berpendapat, “Masyarakat Indonesia perlu panutan yang berasal dari negerinya sendiri dengan kisah dan permasalahan yang sangat dekat dengan kejadian sehari-hari.”
 
Film seperti ini juga manjur untuk mengingatkan atau menumbuhkan sikap heroik dari masing-masing orang yang menontonnya. “Kadang-kadang kita lupa, berbuat baik sekecil apapun itu bisa berefek besar ke orang lain,” ujar Marissa yang berperan sebagai ibu Sancaka dalam film Gundala.
 
Kelima dara ini berharap anak-anak Indonesia dan juga orang dewasa yang memiliki jiwa anak-anak dalam diri mereka dapat merasa dekat dengan tokoh Gundala. Alasannya tentu karena Gundala adalah orang Indonesia, ia seperti kita semua.
 
Film Gundala tak hanya sekadar tentang action tapi terdapat juga cerita yang mendalam, drama, dan sedikit selipan komedi. Mereka mengaku proses syuting dilalui dengan sangat menyenangkan. “Tidak semua adegan kita lakukan dengan green screen, jadi saya dapat melihat betapa mengagumkannya set yang sudah dibuat. Seakan memberikan energi yang luar biasa untuk para pemain,” Tara bercerita.
 
Ini merupakan pengalaman yang jarang Tara dapatkan. Hannah juga punya cerita yang tak kalah menariknya dari balik layar Gundala. Meski porsinya hanya sedikit di film ini, bukan berarti persiapannya dilakukan sekenanya saja. “Joko memberi bahan banyak sekali untuk persiapan, untuk pendalaman karakter. Walaupun mungkin di film hal itu tidak akan terlihat, saya sebagai pemain harus melakukannya.”
 
Di poster film Gundala tertulis “Negeri Ini Butuh Patriot”. Apakah Indonesia seperti negeri yang ditinggali Gundala juga membutuhkan patriot? Pertanyaan ini langsung dijawab, “Setuju,” oleh mereka berlima.
 
Buat Tara, patriot tidak hanya bertumpuk pada satu orang saja. Semakin kita bersatu maka kita akan semakin kuat. Sementara Hannah menerjemahkannya sebagai sebuah metafora agar kita tidak menjadi orang yang hanya memikirkan dirinya sendiri. “Kita butuh orang yang maju menjadi sosok inspiratif yang memikirkan kepentingan orang banyak secara jangka panjangnya,” begitu ia menjelaskan.
 
(Teks: Nofi Triana Firman, Auli Hadi, Wahyu Septiyani/Foto: Ig Raditya Bramantya)
 
 
 

 


Topic

Profile

Author

DEWI INDONESIA