Perjuangan Sang Iron Woman Inge Prasetyo Menempuh Haluan
Ritme perjalanan Inge Prasetyo yang kadang berkelok-kelok tanpa ia sangka telah membawanya pada sebuah tujuan di mana ia dapat menorehkan namanya dengan penuh bangga.
14 Jul 2020


 


Gelak tawa mengiringi Inge ketika tengah menceritakan tentang lomba triatlon pertamanya. “Cupu banget dulu, tuh,” ucapnya. Ketika ia berumur 16 tahun, Inge pertama kali mencoba lomba triatlon hanya dengan bermodalkan nekat dan tanpa persiapan apapun. Dilaksanakan di Batam, berawal dari ajakan seorang teman, Inge memutuskan untuk mengikuti lomba tersebut. Saat itu, ia merasa cukup menguasai tiga olahraga itu. Inge mencoba untuk menaklukan rintangan yang berupa berenang sejauh 2 km, dilanjutkan dengan bersepeda sepanjang 60 km, dan lari sejauh 10 km. “Sepedanya minjam, celana sepeda juga minjam,” kisahnya. Meskipun tak berhasil menyelesaikan lomba tersebut, tawanya tak pernah pudar ketika menceritakan kisah ini. “Sudah, semenjak itu saya sudah kapok. No more,” lanjutnya lagi. Membutuhkan waktu kurang lebih 18 tahun baginya untuk kembali mencoba mengikuti triatlon lagi, kali ini tentu saja dengan persiapan yang lebih matang.

Segala sesuatu memang akan lebih baik bila dipersiapkan dengan matang, kini Inge membutuhkan persiapan kurang lebih empat bulan untuk mengikuti turnamen triatlon level Ironman. Rata-rata dalam seminggu ia bisa menghabiskan kurang lebih 20 jam untuk berlatih. Namun, persiapannya ini tak hanya sebatas fisik, ia juga harus membuat perencanaan matang seperti logistik dan lokasi dimana turnamen diadakan, terlebih ketika turnamen tersebut digelar di luar negeri.

Harus mengerti maskapai mana yang memperbolehkan membawa sport gear tanpa biaya tambahan, atau jika harus transit apakah ada tempat penitipan barang sementara di bandara. Jika tidak memperhatikan hal-hal kecil seperti itu olahraga ini bisa menghabiskan biaya yang tidak sedikit,” jelasnya.

“Saya ikut lomba pertama yang di mana saya benar-benar menikmati dan mempersiapkannya dengan sungguh ialah ketika saya berumur 34. Mungkin karena saya juga sudah mempunyai teman latihan dan komunitas yang mendukung,” jelas Inge. Keputusannya untuk bergabung dengan komunitas lari tak hanya mempersiapkannya untuk mengikuti beragam kompetisi, namun juga memberinya rasa percaya diri. Rasa bangga seakan menggema dari kisah-kisahnya, sebuah perjalanan yang membuat hati terasa penuh menjadi penutup bincang sore di kala itu. “Seru, dan saya belajar banyak. Selain itu, I’m enjoying this. Itu kan yang paling penting,” tuturnya. (AULI HADI) Foto: Dok. Pribadi


 

 


Topic

Profil

Author

DEWI INDONESIA