Gucci Fall/Winter 2020: Ritual Gubahan Alessandro Michele
Alessandro menampilkan peragaan koleksi musim gugur 2020 rancangannya sebagai sebuah ritual
20 Feb 2020


1 / 19
Di gelaran New York Fashion Week, signifikansi peragaan busana dipertanyakan. Terutama dengan segala limbah dan ekses yang dihasilkan dari produksi peragaan. Belum lagi emisi karbon yang dibayar untuk mendatangkan tamu-tamu ke gelaran mode akbar di kota Big Apple itu.

Alessandro Michele, lantas merespons perdebatan itu lewat peragaan koleksi Fall/Winter 2020 rancangannya. Bagi Alessandro, peragaan busana adalah sebuah ritual. Dan sebagaimana sebuah ritual, peragaan busana tak cuma berlangsung kala model-model berlenggak-lenggok di panggung, tetapi juga seluruh proses produksi di belakag panggung.

Oleh karena itu, kali ini Alessandro membangun panggung putar transparan yang juga memperlihatkan aksi para punggawa belakang layar. Para penata rias, penata gaya, dan kru lainnya berseliweran memastikan peragaan busana Alessandro berjalan sebagaimana mestinya.

Total ada sekitar 60 tampilan yang dipresentasikan Alessandro. Tiap-tiap bagian dari koleksi ini masih terasa sebagai fragmen lanjutan dari koleksi pakaian laki-lakinya. Kemudaan jadi benang merahnya. Inspirasnya berasal dari masa kecilnya, ia pun menciptakan versi dewasa dari pakaian-pakaian anak perempuan. Mulai dari gaun-gaun pendek serta seragam sekolah, ia juga memasukkan gaya pakaian ala suster Gereja. Tentunya dengan estetika eklektik khas Alessandro untuk Gucci.

Kemudaan memang memikat Alessandro. Baginya itu adalah simbol kecantikan dan kebebasan. Premis yang ia kisahkan melalui ragam iterasi gaya. Entah itu hippie, grunge, hingga gaya Moulin Rouge. Tak ketinggalan pula sentuhan kink lewat aksesori berupa harness dari kulit yang berpadu melengkapi bahkan tampilan-tampilan gaun pendek khas anak-anak perempuan.

Pada akhirnya Alessandro ngin menyampaikan hal yang lebih dari sekadar koleksi itu sendiri. Tetapi juga meredefinisi makna pengalaman dari sebuah peragaan busana. Bahwa segala yang dibangun bukan sekadar bahan tontonan dan konten media sosial, tetapi benar-benar menyentuh tiap-tiap mereka yang datang dan menjadi satu ritual untuk dilakukan lagi dan lagi. Sebagaimana monolog sutradara Federico Fellini membuka dan menutup peragaan Alessandro. “Fellini bicara tentang kemuliaan sinema dan ritual menonton bioskop. Kita berasal dari sirkus yang sama, dan saya sangat ingin mengulang ritual ini lagi,” tutup Alessandro. (SIR). Foto: Gucci.



 
 

 


Topic

Runway Report

Author

DEWI INDONESIA