5 Tips dari Dermatolog untuk Menguatkan Skin Barrier Agar Wajah Glowing
Dua pakar kesehatan kulit membagikan tips untuk menjaga keseimbangan microbioma, sehingga skin barrier tetap kuat menangkal berbagai penyebab masalah kulit!
28 Sep 2022



Kulit merupakan rumah bagi berbagai macam mikrobiota seperti bakteri, virus, jamur dan parasit. Ekosistem mikrobiota atau mikrobioma yang seimbang berperan sebagai pertahanan pertama kulit (skin barrier) untuk melawan berbagai faktor eksternal misalnya sinar UV, polusi, dan mikroorganisme patogen serta radikal bebas.
 
Ketika keseimbangan mikrobioma kulit terganggu, skin barrier pun melemah. Akibatnya, kulit menjadi lebih sensitif dan dapat menyebabkan iritasi. Beberapa masalah kulit seperti timbulnya jerawat, dermatitis atopik, dermatitis perioral, psoriasis, penuaan dini, dan lain sebagainya merupakan tanda-tanda yang muncul saat skin barrier terganggu.
 
Mempertahankan microbiome kulit yang seimbang pun menjadi kunci penting dalam merawat kulit, terutama kulit sensitif. Dua pakar dermatologi membagikan tips berikut ini, untuk menjaga keseimbangan microbioma agar skin barrier tetap kuat menangkal berbagai penyebab masalah kulit!

1. Hindari perubahan drastis

Berganti-ganti produk perawatan memang hal yang biasa dilakukan oleh banyak orang, namun pemilik kulit sensitive perlu lebih berhati-hati dalam melakukannya. dr. Andina Bulan Sari, SpKK, dermatologist, menyarankan untuk menghindari perubahan drastis pada skincare regime Anda.
 
“Sekarang itu produk skincare banyak banget. Catatan untuk kita, terutama bagi pemilik kulit sensitive, jangan langsung ubah skincare regime-nya. Coba satu-satu dulu, jadi risiko ketidakcocokannya bisa minimal. Kalau mau coba pun bisa mulai dengan memakai trial kit dulu,” jelasnya.

2. Mulai dengan konsentrasi rendah

Menurut dr. Andina lagi, sindrom atau kondisi kulit sensitif juga perlu memakai skincare dengan manfaat menenangkan atau soothing skincare. Misalnya yang  mengandung niacinamide, bisabolol, juga alantoin yang relative aman untuk kulit sensitif. Anda juga bisa mulai memakai skincare dengan bahan aktif seperti retinol dengan konsentrasi rendah.
 
“Kulit yang reaktif atau sensitive skin gak berarti kita gak bisa pakai skincare macam-macam. Bisa mencoba dengan konsentrasi rendah, dan pakai teknik layering, misalnya antara skincare yang mengeksfoliasi dengan skincare yang moisturizing,” sarannya lagi.
 

3. Pilih pembersih wajah dengan pH rendah

Jika kadar pH lebih tinggi atau lebih rendah dari seharusnya, bakteri berbahaya bisa tumbuh dan menimbulkan peradangan kulit sehingga muncul jerawat, eksem, dan ruam kemerahan. Menurut dr. Sari Chairunnisa, Sp.KK, VP of Research and Development di PT Paragon Technology and Innovation, memilih skincare dengan pH yang tepat termasuk pembersih wajah pun penting agar kulit tidak bereaksi
 
“Pilih pembersih yang formulanya lembut dan pH-nya sesuai. Hindari kandungan SLS, wewangian tambahan, bebas alkohol, dan pH-nya 5 sampai 5,5 atau cenderung asam. Kalau kulitnya cenderung kering juga bisa memilih pembersih yang mengandung emollient dan fatty acid yang menarik air, seperti glycerin, hyaluronic acid, dan AHA,” sarannya.

4. Buat catatan evaluasi keluhan

Saat mengalami kondisi kulit sensitif, berbagai masalah kulit muncul sebagai reaksi saat menjajal produk tertentu. Menurut dr. Sari lagi, penting bagi kita untuk mengamati keluhan-keluhan yang muncul, sehingga tak mengulangi lagi kesalahan dalam memilih produk kecantikan.
 
“Kalau sudah ada keluhan berulang, coba bikin catatan buat evaluasi. Misalnya, ketika pakai facial cleanser yang terlalu wangi kulit jadi terasa gatal dan kering. Jadi ke depannya bisa pilih produk yang tanpa wewangian,” jelasnya.

5. Tambahkan microbiome skincare

Salah satu penyebab kulit mengalami intoleransi sehingga muncul reaksi seperti kemerahan, gatal, atau sensasi tersengat yaitu skin barrier yang terganggu. Menjaga keseimbangan mikrobiman merupakan salah satu cara agar skin barrier tetap kuat sehingga kulit wajah tetap segar berseri.
 
Salah satu microbiome skincare dari brand lokal yang juga mengusung teknologi mikrobioma in yaitu LABORÉ. Berkolaborasi dengan worldwide skin expert yang memiliki pengalaman selama lebih dari 45 tahun, LABORÉ baru saja menghadirkan inovasi terbaru Barrier Repair Serum yang memiliki tekstur serupa cream tetapi segera berubah menjadi lebih cair saat dioles ke kulit.
 
 
Riva Malida Fadilah, Senior Brand Executive PT Paragon Technology and Innovation mengatakan “LABORÉ Barrier Repair Serum mengandung Microbiome Formula + Triple Ceramide Complex yang berfungsi tidak hanya untuk memperbaiki skin barrier tetapi juga dapat meningkatkan kekuatan skin barrier. Teknologi mikrobioma pada skincare ini juga memastikan kandungan aktif tetap utuh hingga ke lapisan kulit terdalam agar bekerja dengan optimal.
 
LABORÉ dapat ditemukan di LookLab, Watsons, dan LABORÉ Official Store di Shopee, Tokopedia, dan Lazada.

 
MARDYANA ULVA
Foto: Pexels

 

 


Topic

Beauty

Author

DEWI INDONESIA