Hoshinoya Resort:: Sepotong Zen di Ubud
Memadukan unsur Jepang dan Bali ke dalam satu resor, Hoshinoya Ubud menjadi pilihan bagi mereka yang ingin menyepi dalam kedamaian
6 Sep 2019


1 / 5

Suara gemericik air mengalir menyambut saya saat memasuki area resor Hoshinoya. Berpadu dengan pemandangan hijau dan teduh dari area perbukitan di Ubud, susananya terasa menenangkan jiwa, membuat hati dan pikiran menjadi teduh seketika.

 

Terletak sekitar 15 menit dari pusat kota Ubud, Hoshinoya Bali dibangun menghadap sungai Pakerisan yang memiliki makna spiritual bagi masyarakat Bali serta bagian dari komplek kuil air yang sudah diakui sebagai UNESCO World Heritage Landscape. Kanal-kanal air dibangun melewati lansekap resor ini. Desainnya diambil dari sistem irigasi Subak khas Bali yang juga diakui oleh UNESCO.

 

Ragam kekayaan budaya dan alam ini menjadi latar belakang tepat untuk resor Hoshinoya pertama yang dibangun di luar Jepang. Ubud juga merupakan salah satu destinasi favorit bagi wisatawan Jepang, sehingga kehadiran Hoshinoya di Ubud tampaknya adalah sesuatu yang natural.

 

Layaknya resor Hoshinoya lain, di sini ditawarkan sebuah pengalaman berlibur yang sangat eksklusif dan nyaman dengan gaya Ryokan Jepang. Ada 30 vila yang terbagi dalam 3 tipe, yang semuanya terhubung langsung dengan area kolam renang yang berbentuk panjang bagai sebuah kanal. Masing-masing vila juga dilengkapi dengan sebuah gazebo beratap rumput alang-alang, menjadikannya tempat yang tepat untuk bersantai di sore hari sambil membaca buku atau bermeditasi.

 

Memasuki Villa Bulan tempat saya bermalam, gaya arsitektur Jepang terasa kental. Pintu-pintu gesernya yang besar (dan bisa dibuka semua sehingga menciptakan suasana al fresco) mengingatkan akan rumah tradisional Jepang. Penempatan kasur pun langsung di atas dipan, tanpa rangka ranjang. Melangkah ke area kamar mandi, selain penampakan bath tub cantik yang membuat saya tak sabar untuk berendam di dalamnya, sebuah dingklik dari kayu solid nan kokoh tertata di bawah shower-sebuah sentuhan yang sangat Jepang.

 

Meski arsitektur vilanya bergaya Jepang, namun elemen-elemen Bali dilebur ke dalam desain lewat ukiran-ukiran Bali yang menghiasi panel-panel di dalam vila dan juga di beberapa bagian dinding. Ukiran-ukiran ini dibuat oleh seniman lokal, dan menggambarkan flora dan fauna Bali. Selain itu, penggunaan material dan ornamen alami menciptakan kesan yang semakin asri dan harmonis.

 

Di dalam vila, saya tidak menemukan televisi meski masih tersedia perangkat speaker yang bisa dihubungkan dengan smartphone saya untuk mendengarkan musik. Jangan khawatir, wifi tersedia dengan koneksi yang cukup cepat, sehingga Anda masih bisa menonton YouTube maupun Netflix. Namun saya melihat momen ini sebagai sebuah kesempatan untuk disconnect, mengambil buku yang sudah lama saya buka namun tak kunjung selesai dibaca karena begitu mudahnya perhatian saya teralih ke media sosial maupun grup WhatsApp.

 

Di sore hari saat saya menyeburkan diri ke kolam dan berjalan ke ujung kolam, melintasi vila-vila lain (atau tetangga saya), saya melihat beberapa tamu yang kebanyakan dari Jepang, sedang duduk santai di dipan sambil membaca buku. Mereka tenggelam dalam dunianya masing-masing meski duduk bersebelahan. Saya juga melihat beberapa keluarga dengan anak-anaknya, yang tampak asik bermain di area teras vila maupun di kolam.

 

Setiap harinya, Hoshinoya Bali menyediakan kelas Sunrise Yoga di pagi hari dan Moonlight Yoga di malam hari, yang dipandu oleh staf yang sudah dilatih. Kelas pagi ditujukan untuk membangunkan tubuh dan membuat pikiran lebih segar, siap untuk melakukan aktivitas. Sementara kelas malam bertujuan untuk merelaksasi tubuh dan melemaskan otot-otot sehingga tidur Anda lebih lelap. Keduanya memadukan gerakan-gerakan stretching ringan dan sedikit sesi meditasi.

 

Di tengah kesibukan urban yang membuat pikiran penat dan tubuh jadi tegang, menemukan keseimbangan bukan hal mudah. Hoshinoya Bali hadir sebagai alternatif bagi mereka yang ingin memutuskan diri barang sejenak dari dunia luar, untuk kembali berhubungan dan berdamai dengan diri sendiri. Untuk menemukan sepotong Zen di dalam kehijauan dan ketenangan Ubud. (Margaretha Untoro) Foto: Dok. Hoshinoya.

 

 


Topic

Travel Guide

Author

DEWI INDONESIA