Kontras Elegan Aroji Chanel J12 Paradoxe
Jam tangan Chanel J12 adalah salah satu yang paling revolusioner di kelasnya saat pertama kali dirilis pada 2000 silam. Inilah jam tangan ikonis pertama pada abad ke-21. Dan 20 tahun setelahnya, Chanel J12 kembali dengan level kreativitas dan semangat inovatif yang sama.
Edisi perdananya di awal dekade 2000-an Hadir dalam balutan warna hitam dan kemudian dibuatkan versi warna putih tiga tahun setelahnya. Kini, untuk pertama kalinya Chanel menghadirkan edisi arloji J12 dalam balutan dua warna: hitam dan putih.
Dinamakan J12 Paradoxe, versi terbaru arloji ikonis Chanel ini menggabungkan dua konsep yang berlawanan satu dengan yang lain. Hitam dan putih. Terang dan gelap. Siang dan malam.
Keunikan estetika rilisan terbaru Chanel ini dihadirkan lewat inovasi teknologi pemotongan dan penggabungan dua material keramik dengan ukuran berbeda untuk membentuk satu casing. Prosedur yang praktiknya cukup kompleks.
Setelah dua keramik itu dipotong, keduanya akan disatukan di atas kerangka logam di mana caseback dari batu safir akan dipasang. Proses kerja yang cukup rumit. Apalagi mengingat arloji J12 Paradoxe membutuhkan teknik ini di dua bagian: bagian dial dan bagian bezel.
Hampir keseluruhan jam tangan J12 Paradoxe berbalut warna putih hanya dengan sepercik warna hitam di bagian samping sebagai pemberi kontras dramatis bagi siapa pun yang melihatnya. Selain tampilan hitam dan putih, jam tangan J12 Paradoxe juga menghadirkan versi warna hitam dan perak yang bertabur berlian. (SIR). Foto: Chanel.
Edisi perdananya di awal dekade 2000-an Hadir dalam balutan warna hitam dan kemudian dibuatkan versi warna putih tiga tahun setelahnya. Kini, untuk pertama kalinya Chanel menghadirkan edisi arloji J12 dalam balutan dua warna: hitam dan putih.
Dinamakan J12 Paradoxe, versi terbaru arloji ikonis Chanel ini menggabungkan dua konsep yang berlawanan satu dengan yang lain. Hitam dan putih. Terang dan gelap. Siang dan malam.
Keunikan estetika rilisan terbaru Chanel ini dihadirkan lewat inovasi teknologi pemotongan dan penggabungan dua material keramik dengan ukuran berbeda untuk membentuk satu casing. Prosedur yang praktiknya cukup kompleks.
Setelah dua keramik itu dipotong, keduanya akan disatukan di atas kerangka logam di mana caseback dari batu safir akan dipasang. Proses kerja yang cukup rumit. Apalagi mengingat arloji J12 Paradoxe membutuhkan teknik ini di dua bagian: bagian dial dan bagian bezel.
Hampir keseluruhan jam tangan J12 Paradoxe berbalut warna putih hanya dengan sepercik warna hitam di bagian samping sebagai pemberi kontras dramatis bagi siapa pun yang melihatnya. Selain tampilan hitam dan putih, jam tangan J12 Paradoxe juga menghadirkan versi warna hitam dan perak yang bertabur berlian. (SIR). Foto: Chanel.
Topic
Aksesori FashionAuthor
DEWI INDONESIAARTIKEL LAINNYA
Kolaborasi BOSS I Samsonite melahirkan sederet koleksi kapsul koper yang dapat menunjang kebutuhan praktis setiap petualang untuk tetap terlihat modis selama berpergian. ...
Sejauh Mata Memandang menggelar acara bertajuk “Kembali Mulih” sebagai wadah interaksi kreatif untuk edukasi perpanjang masa pakaian lewat daur ulang dan reparasi. ...
Louis Vuitton meningkatkan pengalaman berbelanja yang nyaman dengan menghadirkan nuansa interior yang memadukan unsur tradisional dan kontemporer...
DEWI telah merangkum sederet pilihan busana dan aksesori yang menawan sebagai inspirasi gaya dalam menjemput Hari Raya Idul Fitri...
DEWI telah menyusun rekomendasi riasan yang dapat disesuaikan dengan struktur wajah dan warna kulit perempuan Indonesia....
Meriahkan hari raya dengan menikmati hidangan lezat khas lebaran dari masing-masing negara...
