Tatkala Seni Dan Hospitality Berpadu
Komaneka Resorts menuangkan “soul of Bali” ke setiap propertinya untuk membuat setiap tamu merasa seperti pulang kembali ke rumah—yang dikelilingi oleh karya seni rupa kelas dunia.
18 Jan 2021


1 / 6
Semua berawal dari sebuah galeri seni yang memamerkan karya-karya dari seniman Indonesia. Terletak di jalan Monkey Forest yang berada di pusat kota Ubud, Komaneka Fine Art Gallery yang dibuka pada tahun 1996 menjadi salah satu destinasi populer bagi para pecinta seni.
 
Sebagai patron dan kolektor yang sangat mendukung karya seniman lokal, Koman Wahyu Suteja dan Mansri Trisniawati, pasangan pemilik dan pengelola Komaneka Fine Art Gallery, kemudian membangun kamar-kamar di belakang galeri untuk residensi seniman. Tak disangka, kamar-kamar ini kemudian menjadi populer di kalangan traveler.
 
Dari sana lah mereka memutuskan untuk membuka hotel dengan nama Komaneka, yang merupakan gabungan dari nama Koman serta nama ayahnya, Suteja Neka, yang merupakan pendiri dan pemilik Neka Art Museum. Komaneka at Monkey Forest lahir di tahun 1998, yang kesuksesannya kemudian disusul oleh pembukaan Komaneka at Tanggayuda (2000), Komaneka at Bisma (2009), dan Komaneka at Rasa Sayang (2011).
 
Semuanya berlokasi di Ubud namun menawarkan pemandangan dan suasana yang berbeda satu sama lain. Properti pertama Komaneka yang berada di tepi pantai, Komaneka at Keramas Beach, adalah yang paling baru dibuka pada tahun 2018.
 
“Kita ini galeri seni dulu, baru hotel,” ucap Pak Koman kepada saya. Hal ini sangat nyata terpampang di setiap properti Komaneka yang saya datangi di bulan Desember lalu, saat menghadiri undangan pembukaan pameran I Made Wianta di Komaneka Keramas.
 
Kunjungan ini terlaksana beberapa minggu setelah pembukaan kembali beberapa properti Komaneka yang sebelumnya tutup karena pandemi, yakni Komaneka Keramas, Komaneka Tanggayuda, dan Komaneka Bisma.
 
Karya seni dari seniman Indonesia selalu menghiasi area lobi, dan beberapa sudut hotel. Biasanya karya seni ini adalah pesanan dari Pak Koman yang dibuat khusus untuk properti tersebut, sehingga keberadaannya tampak menyatu sempurna dengan lingkungannya. Masing-masing hotel atau resor pun memiliki area galeri sendiri, yang biasanya digunakan untuk pameran karya seniman Bali dan Indonesia.
 
Tak jarang, karya seni yang dipamerkan adalah koleksi pribadi Pak Koman sendiri. Jika Anda beruntung bertemu dengan beliau di salah satu propertinya, bukan tidak mungkin Anda akan mendapatkan banyak cerita tentang karya-karya yang ada di sana, yang dijelaskan dengan mendalam.
 
Melengkapi pengalaman seni rupa di Komaneka, sejak akhir tahun lalu diluncurkan program The Artist’s Luncheon, yakni acara dining bersama seniman-seniman kontemporer Bali dan Indonesia yang diisi dengan art talk. Program pertamanya dilakukan dengan dua seniman muda, I Ketut Suwidiarta dan I Made Arya Palguna, yang karya-karyanya sedang dipamerkan di area galeri Komaneka at Tanggayuda.
 
Pengelolaan yang dipegang sendiri oleh Pak Koman dan Ibu Mansri, dengan akar lokal Bali yang sangat mendalam, menjadikan pelayanan yang ditawarkan di Komaneka terasa sangat kekeluargaan, hangat, dan lebih dekat di hati. Namun kualitas hospitality berstandar internasional diterapkan oleh pasangan yang gemar traveling ke seluruh dunia ini.
 
Detail kecil seperti jumlah dan titik electric socket, misalnya, membuat saya kagum—memudahkan saya bekerja saat berada di dalam kamar dan memastikan semua gawai saya selalu “on”. Demikian pula dengan Smart TV yang terhubung dengan Apple TV terbaru, yang memudahkan saya untuk tersambung dengan YouTube untuk memutar video latihan yoga saya di pagi hari.
 
Praktik dari agama Hindu Bali yang selalu melayani para dewanya bagai tamu kehormatan di setiap rumah diterapkan di Komaneka. Para staf lokal yang biasanya memiliki keahlian seni seperti menari, melukis, atau bermain gamelan, tidak akan segan mengajarkan ilmunya kepada para tamu.
 
Masakan Bali dan Indonesia yang kaya rempah dan penuh warna ditawarkan di setiap restorannya, semakin melengkapi pengalaman para tamu yang seolah diajak pulang ke rumah mereka sendiri di Bali. Kehangatan ini yang pada akhirnya akan membawa saya kembali ke Komaneka Resorts suatu hari nanti. (Margaretha Untoro) Foto: Dok. Komaneka Resorts
 

 

 

Author

DEWI INDONESIA