Werner Kraus Dan Cintanya Terhadap Karya Raden Saleh
Berawal dari pertemuan karya Raden Saleh di sebuah gudang atap hunian temannya, Werner Kraus jatuh cinta dan membiarkan cinta itu tumbuh abadi
29 Jan 2019


1 / 4
Dibalik suksesnya beberapa pameran penting yang mengusung karya-karya pelukis legendaries Indonesia, Raden Saleh, selalu ada nama Werner Kraus. Kurator dan akademisi asal Jerman ini telah lebih dari 20 atahun mempelajari dan meneliti karya-karya Raden Saleh.

Saat itu Werner diundang oleh pihak Christie’s Autumn Auction yang akan melelang salah satu karya Raden Saleh berjudul Mail Station at the Bottom of Mount Megamendung yang dilukis pada 1871. Di sisi kiri dan kanannya terdapat foto dua lukisan lain yang serupa dan dibuat oleh Raden Saleh di tahun yang berbeda.

Werner menjelaskan bahwa lukisan Mail Station at the Bottom of Mount Megamendung merupakan yang terbaik di antara ketiganya, terutama pada perspektifnya. Jalanan yang menanjang dan memutar sangat sulit untuk ditampilkan dengan baik, tapi Raden Saleh bisa menggambarnya dengan perspektif yang secara teknis bisa membuat kita merasakan liku jalanan tersebut.

Werner mengenal seniman kebanggaan Indonesia ini lewat rangkaian risetnya yang berusia panjang. Perkenalannya dengan karya Raden Saleh terjadi di sebuah gudang atap rumah kenalannya. Werner mengaku jika saja dia tidak masuk kesana, ia tidak mungkin mengetahui bahwa 150 tahun silam ada seorang seniman dari Indonesia membuat karya-karya yang begitu modern dan sangat berbeda dari akar budaya Timurnya. Rasa takjub berujung kekaguman itu bersarang dalam hati Werner. Dia mengaku sangat tersentuh oleh kekuatan ide-ide yang mengalir dalam hidup lewat karya Raden Saleh.

Tak hanya pada karya-karya Raden Saleh, Werner juga terkesima dengan kisah hidupnya.Raden Saleh merupakan satu dari sedikit orang yang memiliki hak istimewa untuk mengakses pendidikan. Zaman itu, masyarakat asli Hindia Belanda dihalangi untuk belajar bahasa Belanda karena pemerintah kolonial tak ingin mereka bisa membaca dan mengetahui fakta bahwa negara asal orang-orang yang menjajah Indonesia hanya sebuah negara kecil, maka dari itu Raden Saleh pergi hasil beasiswa dari negara tersebut.

Kegelisahan Raden Saleh mengetahui banyak kelompok masyarakat yang belum sadar akan fakta tersebut membuatnya menulis sekitar 350 halaman buku tentang kisah hidup dan proses berkaryanya di masa Perang Dunia II, yang beberapa lembarnya hilang entah kemana.

Kepindahan Raden Saleh ke Perancis kemudian Jerman merupakan fase yang sangat penting dalam perjalanan karirnya sebagai seorang pelukis. Sambutan baik serta penghargaan atas kemampuan artistik yang dimiliki Raden Saleh dari orang-prang yang ia temui dari kedua negara tersebut membuatnya merasa nyaman. Ia membuat sekitar 50 lukisan, dan merupakan bagian cukup besar dari seluruh karya yang ia hasilkan sepanjang hidupnya. Werner mengaku masih ingin menyelesaikan beberapa buku lagi tentang Raden Saleh dan dia pernah meluncurkan buku itu bersamaan dengan pameran lukisannya beberapa tahun yang lalu.

Werner Kraus bercerita bahwa Raden Saleh memikatnya dengan sangat dalam, terutama bagaimana Raden Saleh hjarus menghadapi kekecewaan yang sangat besar karena tidak bisa merasakan kemerdekaan dan pengakuan. Hanya di Eropa dia bisa menemukan kemerdekaan dan pengakuan yang dia inginkan. (JLA) Foto: Dok. Istimewa.

 

 

Author

DEWI INDONESIA