
Art:1 New Museum bersama ArtMoments mempersembahkan pameran “Panen Raya: Membaca Ulang Lanskap dan Kehidupan”, yang resmi dibuka pada 2 Oktober 2025. Pameran ini menampilkan karya lintas generasi dari Old Masters, Modern Art, Indo-Euro, hingga seniman kontemporer. Melalui tema besar tanah dan laut, “Panen Raya” mengajak publik untuk melihat keduanya bukan hanya sebagai lanskap visual, tetapi juga sebagai sumber pengetahuan, kritik sosial, dan harapan masa depan.
Dikuratori oleh Angga Aditya Atmadilaga, pameran ini menjadikan seni sebagai ruang refleksi yang menyatukan estetika dan etika. Setiap karya menghadirkan tafsir tentang masa depan yang berdaulat dan berkeadilan, sebuah visi yang semakin relevan di tengah perubahan sosial, politik, dan lingkungan saat ini.

Pembukaan pameran berlangsung meriah di Art:1 New Museum, Jakarta Pusat, dengan kehadiran mantan Presiden RI ke-6 Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, penampilan spesial dari Angga Wedhaswhara, serta instalasi “Jewel of Eden” yang memadukan seni visual dengan koleksi perhiasan eksklusif yang dapat dibeli pengunjung. Pameran ini berlangsung hingga 2 November 2025, dan pengunjung dapat menikmati akses gratis selama dua minggu pertama.
Selain menampilkan karya seniman kontemporer, “Panen Raya” juga menghadirkan karya dari perupa senior seperti Nisan Kristiyanto dan Chris Suharso. Keterlibatan mereka memberi konteks historis dan kontinuitas dalam pembacaan ulang tema agraris dan maritim, dua hal yang menjadi fondasi identitas Nusantara.



Lebih dari sekadar pameran seni rupa, “Panen Raya” membuka ruang inklusif dengan melibatkan seniman maupun non-seniman. Konsep ini menegaskan bahwa pengalaman atas tanah dan laut adalah milik bersama, sekaligus memperluas cara pandang kita terhadap hubungan manusia dan alam.
Sebagai bagian dari rangkaian acara, seniman pertunjukan asal Bandung Mochamad Angga Wedhaswhara tampil dengan karya performatif yang berakar pada isu politik, sosial, dan lingkungan. Kehadirannya menambah dimensi hidup dan dinamis pada keseluruhan narasi pameran.

Tidak hanya berhenti pada apresiasi seni, “Panen Raya” juga membawa misi sosial. Sebanyak 2,5% dari hasil penjualan karya akan disalurkan untuk mendukung komunitas pertanian melalui lokakarya seni di berbagai daerah agraris. Inisiatif ini menegaskan posisi pameran sebagai ruang apresiasi sekaligus gerakan nyata yang memberi dampak positif bagi masyarakat.
Bagi pencinta seni maupun publik luas, “Panen Raya: Membaca Ulang Lanskap dan Kehidupan” menjadi ruang untuk merenungkan kembali relasi manusia dengan alam—serta bagaimana seni dapat membuka dialog baru tentang keadilan, keberlanjutan, dan kemanusiaan.
Teks: Aqeela Hamarthya Czecheska Humayra
Editor: Mardyana Ulva