Perancang busana pernikahan Christie Basil menampilkan koleksi terbarunya dengan mengangkat tema ‘Whisper of Freedom’. Tema ini diusung berdasarkan cerita para kliennya yang dianalogikan dalam konsep burung sebagai perjalanan menuju sebuah pernikahan. “Ada ribuan cerita yang berbeda, tapi satu kesamaan yang pasti, mereka selalu pergi mencari untuk pulang kembali”, tutur Christie Basil. 

Baginya, pernikahan adalah ibarat burung yang mencari kebebasan namun akan tetap kembali lagi ke rumah. Dalam ikatan pernikahan, seseorang pasti menemukan kehangatan, kedamaian, dan kebahagiaan yang membuatnya merasa benar-benar "pulang" ke tempat yang paling dicintai. Ketika seorang perempuan memutuskan untuk menikah, ibaratnya, ia akan meninggalkan rumah untuk membangun kehidupan di rumah yang baru. 

Melalui kisah-kisah ini Christie Basil kemudian memvisualisasikannya ke dalam berbagai bentuk gaun yang unik, tetapi masih dalam konsep burung, dengan elemen “sangkar” sebagai rumah sang burung, dan burung itu sendiri, mulai dari burung phoenix, kolibri, cendrawasih, merpati, walet, dan bangau. Burung-burung sebagai simbol ini tentunya memliki maknanya sendiri, seperti burung walet mengartikan sebagai kehidupan baru, yaitu kelahiran dan pernikahan; burung bangau sebagai simbol kebahagiaan, kehangatan, dan kasih sayang; burung merpati sebagai simbol kesetiaan dan saling melengkapi. 
 

Tidak hanya itu, Christie Basil juga mengkombinasikan elemen burung ini dengan elemen wayang dan motif tradisional Batik Indonesia, seperti Batik Parang dan Pucuk Rebung. Pemilihan motif tradisional ini melambangkan semua klien Christie Basil yang berasal dari Sabang sampai Merauke. Meskipun menggunakan elemen-elemen tradisional, siluet gaun yang ditampilkan terlihat sangat modern. Untuk melengkapi penampilan koleksinya, Christie Basil bekerja sama dengan perancang aksesori Rinaldy Yunardi untuk membuat aksesori sangkar di kepala dan burung-burung.