Kisah Chef Andry Susanto Menjaga Warisan Rasa
Di balik sajian persembahan Oma Elly, terdapat obsesi Chef Andry Susanto pada memasak dan kecintaannya pada sang nenek, yang telah membawanya dalam perjalanan kuliner mengesankan.
17 Jul 2020




Lebih lanjut Andry menambahkan, bahwa makanan yang kini masyarakat luas ketahui sebagai hidangan Italia, sesungguhnya tidak benar-benar tradisional jika merujuk pada pemahaman tradisional sebagai suatu bentuk asli. Makanan tersebut merupakan percampuran antara Italia dan Amerika. Zaman perang orang Italia tidak mampu membeli daging dan menggantinya dengan jeroan. Ketika melakukan emigrasi massal ke Amerika, mereka menemukan bahan-bahan murah. Lalu disesuaikanlah resep yang mereka punya dengan bahan yang ada. “Apakah itu termasuk tradisional? Buat saya iya,” ungkapnya.
 
Hal yang sama dilakukan Oma Elly saat ia pindah ke Indonesia. Ia mengadaptasi resepnya dengan apa yang ada disekitarnya. “Dari situ saya berkesimpulan, esensi dari memasak makanan Italia adalah gunakan apa yang tersedia di sekeliling kita. Olah sebaik mungkin sesuai yang orang sekitar suka,” katanya lagi. Ia tidak ingin memaksakan kehendak. Jika suatu bahan tidak ada atau terlalu sulit didapatkan, ia tidak akan memasukkannya di masakan namun tetap sajikan yang terbaik yang ia punya.

 

 
Ketersediaan bahan juga menjadi sumber inspirasinya dalam menciptakan menu baru. Ia mengambil contoh carbonara yang berasal dari Roma. “Di tempat asalnya, carbonara itu harus menggunakan Pecorino Romano yaitu keju dari susu domba yang rasanya asin sekali, guanciale atau pipi babi yang diasinkan, dan kuning telur. Untuk menjadi carbonara yang asli sana harus ada semua elemen tersebut. Tetapi, di sini Pecorino Romano mahal dan asin sekali jadi saya ganti Parmegiano Regiano, pengganti guanciale saya pakai daging halal buatan sendiri, telurnya tetap dipertahankan. Bagi saya itu masih tradisional,” terangnya. Secara garis besar, bila bicara mengenai apa yang ia sajikan, itu semua merujuk pada warisan dari Oma Elly.

 

 

Author

DEWI INDONESIA