
Di balik setiap wewangian mewah, tersimpan kisah yang lebih dari sekadar aroma. Ada semangat, ada warisan, dan ada mimpi yang dibangun sejak awal. Sejak berdirinya Dior pada tahun 1946, Christian Dior telah menjadikan parfum sebagai bagian tak terpisahkan dari visinya, sebuah pelengkap tak kasatmata dari gaun-gaun impiannya, dan perluasan dari dunia yang ia ciptakan dengan detail dan keanggunan.
Kini, warisan itu diteruskan oleh Francis Kurkdjian, Direktur Kreatif Parfum Dior, yang menghadirkan kisah baru melalui La Collection Privée. Setiap komposisi yang ia ciptakan bukan sekadar wewangian, namun surat cinta terhadap sejarah, estetika, dan imajinasi Dior. Ia merangkainya seperti seorang couturier menyusun sebuah busana: dengan garis yang presisi, struktur yang utuh, dan penggunaan material yang terkontrol sempurna.
Bois Talisman adalah simfoni dari dua elemen: cedarwood yang gagah dan membumi, dengan vanilla yang hangat, lembut, namun penuh karakter. Vanilla di sini bukan sekadar manis; ia kaya lapisan, dewasa, dan memikat, seperti bisikan halus dari masa lalu yang berbaur dengan kehangatan masa kini.
Rangkaian ini membentuk siluet aroma yang tak terlupakan. Seolah menciptakan dunia baru yang mengundang keterikatan instan. Seperti tekstur kayu pensil dan butiran gula di ujung lidah, Bois Talisman menjadi lambang dari adiksi yang elegan, tak terelakkan, dan begitu pribadi.
Dengan Bois Talisman, Francis Kurkdjian tidak sekadar menciptakan parfum. Ia menghidupkan kembali jiwa Christian Dior, sosok yang tidak hanya merancang gaun, tetapi juga menciptakan wewangian dengan intuisi yang sama dalam dan imajinatifnya.
Inilah penghormatan terhadap seorang lelaki yang melihat dunia melalui estetika dan insting, yang mendandani wanita tidak hanya dengan busana, tetapi juga dengan aura. Bois Talisman adalah manifestasi dari dunia Dior: tempat tradisi dan keberanian berpadu dalam satu napas harum yang abadi.
Foto: DIOR Beauty