Iris Van Herpen Spring 2020 Couture: Koleksi yang Hidup dan Menghidupkan
Inovasi Iris Van Herpen terus berlanjut mengambil tiap inspirasi dari kehidupan dan mendorong batasan untuk menghidupkan
22 Jan 2020


1 / 17

Melihat rangkaian gaun adibusana rancangan Iris Van Herpen untuk koleksi Spring 2020 Couture-nya seakan membuat kita hendak berteriak, “It’s alive!” Dari gaun pertama, Iris memperlihatkan caranya menghidupkan tiap-tiap tekstil yang membalut tubuh para model.

Model pertama itu muncul di panggung peragaan mengenakan gaun dilengkapi korset yang dibuat dengan teknik laser cut. Namun bukan kerumitan pola laser cut pada korset yang memikat perhatian khalayak. Melainkan momen ketika sang model mengayunkan kedua lengannya dan menunjukkan lengan berprisket yang menyambung terus ke bagian bawah gaun tersebut, memperlihatkan fluiditas gaun yang dirancangnya.

Gerakan dan kehidupan menjadi inspirasi utamanya untuk koleksi ini. Dan dengan tingkatan research & development yang telah ia miliki sekarang, hal itu bukan perkara sulit. Tekstil dengan cetakan gambar dendrite dan organisme hydrozoa karya neuroscientist Santiago Rámon y Cajal ia sulap menjadi gaun-gaun dengan bentuk ekstrem yang ia pamerkan di babak terakhir peragaannya.

Ia juga mencetak gelombang suara di atas material organza lalu ia merancangnya sedemikian rupa hingga memberikan efek seolah gaun-gaun tersebut tengah terombang-ambing di bawah air.  Menegaskan hasratnya akan fluiditas dan movement dari tekstil pada koleksi ini.

Semua ini ia lakukan sebagai upaya untuk “menghidupkan” tekstil yang ia kerjakan. “Terkadang tekstil terasa ‘mati’ bagi saya. Saya berusaha untuk membawa transformasi dan kehidupan ke karya-karya saya dan hal itu menjadi sulit Karena pakaian dan tekstil tidak dibuat untuk menjadi ‘hidup’, tetapi itulah mimpi besar saya,” kata Iris tentang karyanya.

Impian itu tumbuh seiring dengan persepsinya tentang karya. Baginya—sebagaimana salah satu inspiratornya, Leonardo da Vinci—suatu karya adalah paralel antara gerakan di dalam pikiran, jasmani, dan semesta di sekitarnya. “Bukan saya yang muncul di dalam karya, melainkan keterhubungan saya dengan dunia di sekitar saya,” katanya.

Baginya, sebuah karya tak cukup hanya menjadi simbol kehidupan, tetapi harus menjadi bagian yang hidup dalam dunia kita. Tak terkecuali gaun-gaun rancangannya. (SIR). Foto: Iris Van Herpen.



 
 

 


Topic

Fashion

Author

DEWI INDONESIA