Simak Tips Sehat Klinik LightHOUSE Saat Puasa Di Masa Pandemi
Ngabuburit online Klinik LightHOUSE berbagi tips jaga kesehatan selama berpuasa dimasa pandemic bagi penderita penyakit jantung dan hepertensi.
19 May 2020



Tahun ini, masyarakat Indonesia harus menjalankan ibadah puasa dalam suasana yang tidak biasa. Munculnya pandemi COVID-19 di seluruh dunia yang juga merambah Indonesia membuat rutinitas masyarakat Indonesia tidak lagi sama.
 
Jika waktu ngabuburit saat berpuasa biasanya dapat dihabiskan di luar ruangan dengan berbagai aktivitas, saat ini harus mengikuti anjuran pemerintah untuk melakukan PSBB.
 
Hal inilah yang mendasari Klinik lightHOUSE untuk membuat webinar BULINDAH (Ngabuburit Online Berfaedah) secara berkala.
 
Lewat setiap sesi webinar ini, Klinik lightHOUSE berharap dapat membantu masyarakat Indonesia menjawab pertanyaan dari kegelisahan masing-masing dalam menjalankan puasa di masa pandemi, membantu mengedukasi masyarakat agar dapat tetap menjaga kesehatan dalam keterbatasan ruang gerak, serta dapat menghabiskan waktu ngabuburit-nya dengan melakukan hal yang bermanfaat.
 
Di setiap sesi webinar, Klinik lightHOUSE menghadirkan berbagai tema dengan pembicara yang merupakan pakar dari tema yang akan dibawakan.
 
Pada Selasa, 12 Mei 2020 lalu, KlinikvlightHOUSE bersama dr. David Dwi Ariwibowo, Sp.JP membahas tentang tips menjaga kesehatan saat menjalankan ibadah puasa di masa pandemi untuk penderita penyakit jantung dan hipertensi.
 
Menurut Chinese Centre for Disease Control and Prevention, angka kematian kasus Corona dengan penyakit penyerta lebih tinggi daripada kasus tanpa penyakit penyerta.
 
Analisis dilakukan pada 44.000 kasus Corona di China, dan angka kematian kasus corona setidaknya 5 kali lebih besar jika pasien mempunyai penyakit penyerta seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, gangguan pernapasan, dan hipertensi, yang dapat disebabkan dari berat badan tubuh yang overweight.
 
Dalam webinar tersebut, dr. David mengatakan bahwa banyak penelitian mengenai manfaat puasa Ramadhan pada kesehatan, termasuk pada organ jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).
 
“Puasa Ramadhan memiliki pola Intermittent Fasting, dimana kita tidak berpuasa 24 jam penuh. Hal tersebut tidak berpengaruh atau bermakna terhadap fungsi organ pada individu sehat” ucapnya.
 
Banyak penelitian justru banyak menemukan manfaat dari berpuasa. Beberapa diantaranya adalah penurunan kolesterol total (TC), LDL (Kolesterol jahat) dan peningkatan HDL (kolesterol baik) setelah Ramadhan dibandingkan sebelum Ramadhan, kadar gula darah yang membaik setelah Ramadhan, menurunkan tekanan darah, menurunkan berat badan dan lingkar perut, sampai penurunan yang signifikan dalam kebiasaan merokok. Tidak ketinggalan, puasa juga tidak menurunkan tingkat kekebalan tubuh.
 
Pada penderita penyakit jantung dan hipertensi, dr. David mengungkapkan bahwa tidak didapatkan peningkatan kejadian serangan jantung, gangguan irama, gagal jantung akut dan stroke selama bulan Ramadhan.
 
Sebagian besar pasien penyakit jantung stabil dan hipertensi yang terkontrol dengan obat obatan rutin dapat menjalani puasa Ramadhan tanpa masalah. Manfaat yang sama pada orang sehat normal juga ditemukan pada pasien penyakit jantung stabil, sindrom metabolik, dislipidemia, dan hipertensi.
 
Selain melakukan hal-hal yang telah dianjurkan oleh WHO, untuk menjaga daya tahan tubuh selama berpuasa di masa pandemi ini, dr. David menyarankan penderita penyakit jantung dan hipertensi untuk melakukan konsultasi dengan dokter.
 
Dalam situasi ini, konsultasi dianjurkan untuk dilakukan secara online. Jika diperlukan, lakukan medical check-up satu bulan sebelum Ramadhan untuk menyesuaikan obat-obatan. Selain itu, jangan lupa mengonsumsi obat-obatan yang telah dianjurkan oleh dokter.
 
Sadar akan kebutuhan masyarakat, terutama penderita kardiovaskular dan hipertensi untuk tetap sehat di masa pandemi, Klinik lightHOUSE serangkaian ready meals : EatRight, Corona Away.
 
Rangkaian seri EatRight, Corona Away ini aman untuk dikonsumsi penderita kardiovaskular dan hipertensi pastinya, karena Klinik lightHOUSE memastikan seluruh makanan rendah kalori, lemak dan kolesterol.
 
Khusus jenis makanan berbasis chiaseed, dilengkapi dengan serat dan omega 3 tinggi. Makanan-makanan ini diciptakan oleh Klinik lightHOUSE untuk membantu asupan harian lengkap, mulai dari sarapan, makan siang atau malam, serta snack. Semuanya mudah untuk disajikan dan konsumsi.
 
Dan untuk keamanan, lauk dan nasi dikemas dengan teknologi retort, yang disterilisasi terlebih dahulu untuk memastikan virus dan bakteri tidak masuk dalam kemasan.
 
Dengan ini, Klinik lightHOUSE berharap dapat membantu pengguna yang tidak memiliki banyak waktu dalam menyiapkan makanan setiap harinya untuk tetap mendapatkan asupan makanan yang sehat.
 
Klinik lightHOUSE adalah klinik pionir dalam layanan kontrol berat badan dan kontur tubuh, untuk orang-orang yang berjuang dengan berat badan, pembentukan kontur tubuh dan nafsu makan berlebih, dengan menyediakan program yang mudah diikuti dan perawatan pendukung yang dibuat khusus dan menyentuh akar masalah.
 
Didirikan sejak 2004 oleh dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt, Dipl. AAAM, klinik lightHOUSE kini sudah menangani lebih dari 70.000 pasien, dan menghilangkan lebih dari 350.000kg berat badan.
 
Klinik yang sudah mengantongi sertifikat ISO 9001:2015 ini memiliki 11 cabang di daerah Jabodetabek,yaitu di Kebayoran Baru, Cilandak, Thamrin, Lotte Shopping Avenue - Sudirman, BSD City, Cibubur, Pantai Indah Kapuk, Kelapa Gading, Lippo Mall Puri, Surabaya, Medan.
 
Tim SlimRight Expert LightHOUSE Indonesia yang terdiri dari dokter, ahli gizi, perawat, psikolog, hingga psikiater siap membuat program penurunan berat badan pasien kami menjadi lebih mudah dan menyenangkan. (Orie Buchori). Foto: Ella Olsson (Pexels).
 
 

 

 

Author

DEWI INDONESIA