
Memasuki rumah Dior adalah tindakan keberanian yang menuntut empati terhadap sejarahnya, kesediaan untuk membaca bahasanya yang sudah menjadi bagian dari imajinasi kolektif, dan keteguhan untuk menempatkan semuanya dalam sebuah kotak, tugas yang kini diemban Jonathan Anderson. Bukan untuk menghapus, tetapi untuk menyimpan, melihat ke depan, kembali pada fragmen, jejak, atau siluet utuh dari waktu ke waktu, seperti menelusuri ingatan yang hidup. Perasaan dan tugas ini terus berkembang, kompleks namun juga naluriah, dan Anderson menapaki jalan itu dengan keberanian kreatifnya sendiri.



Di tengah venue, sebuah piramid terbalik berdiri sebagai saksi bisu dari sejarah dan masa kini, lampu menyala menembus ruang seakan menghidupkan kotak waktu Dior yang berdetak. Para tamu duduk melingkar, saling menatap satu sama lain dan piramid raksasa itu, simbol dari sejarah yang disimpan, siap meledak menjadi narasi baru. Setiap lipatan cahaya, setiap bayangan, seakan membisikkan bahwa masa lalu tidak hanya diingat, tetapi dihidupkan kembali melalui imajinasi Jonathan Anderson.






Di setiap era, rumah ini merangkul keindahan dengan keteguhan yang abadi. Bahasa Dior sekaligus akrab dan mengejutkan, mengundang untuk bermimpi besar, menerima teater kehidupan, dan merasakan kekuatan mode yang mampu merombak keseharian menjadi lanskap fantasi yang megah tanpa perlu dijelaskan. Ragam material membentuk ekspresi baru: renda lembut menari di udara, wool membungkus bahu dengan kehangatan klasik, rajutan dan denim berpadu dengan intrikasi embelishment yang memikat, menciptakan siluet yang memukau sekaligus akrab.






Visi yang terbentang hari ini adalah harmoni yang berayun dengan ketegangan, diperantarai oleh tangan Jonathan Anderson. Tanda-tanda dari sejarah panjang rumah mode bersatu menjadi gambar yang menyampaikan pesan melalui siluet. Masa lalu berbicara dengan kini, keberanian berdampingan dengan ketenangan, keagungan bertemu keseharian. Anderson menata fragmen ini dengan estetika khasnya, sensitif terhadap warna, lembut seperti lukisan, penuh pertimbangan, namun terkadang pecah secara dramatis, virtuoso bahkan ketika terlihat sederhana.
Menempatkan sejarah dalam kotak menciptakan ledakan, topi pun ikut meledak ke dalam dirinya sendiri. Tatanan berubah, fragmentasi memberi ruang bagi Dior woman mengekspresikan kemegahan, ketangkasan, kesederhanaan sehari-hari, atau sensasi manis, mengalir vertikal atau menegaskan bentuk secara sculptural.
Berpakaian menjadi cara untuk menjadi karakter di panggung kehidupan, membiarkan busana menata sikap dan penampilan, membungkus dan membuka sejarah, merespons stimulasi emosional momen secara empatik. Perubahan adalah tak terelakkan dan keindahan sejati bukan hanya untuk dipandang, tetapi untuk dirasakan sampai sukma bergetar.