Cerminan Keindahan, Doa, dan Waktu di Panggung DEWI Fashion Knights 2025

TULOLA Jewelry, Sapto Djojokartiko, dan Sebastian Gunawan Signature menghadirkan keindahan yang menjelma menjadi sesuatu yang lebih dalam dari sekadar rupa. Ia menjadi doa, kenangan, dan cerminan waktu.
TULOLA Jewelry, Sapto Djojokartiko, dan Sebastian Gunawan Signature, masing-masing menghadirkan karya yang menafsirkan kembali akar budaya Indonesia

Dewi Fashion Knights (DFK) di Jakarta Fashion Week 2026 kembali menjadi panggung puncak ketika keindahan tak hanya dipandang, tetapi juga dirasakan, melalui detail, ketulusan, dan tangan-tangan yang menenun makna di antara helai kain dan kilau logam. Tahun ini, tiga nama besar tampil dalam kemegahan yang lembut: TULOLA Jewelry, Sapto Djojokartiko, dan Sebastian Gunawan Signature; masing-masing menghadirkan karya couture yang menafsirkan kembali akar budaya Indonesia dengan bahasa yang berbeda, namun seirama.

TULOLA Jewelry: “Angin Sabana” dan Doa yang Menjelma Cahaya

Di panggung DFK 2025, TULOLA mengkaji: sampai sejauh mana logam dan batu mulia bisa dikriya? Demikian jauh, rupanya, menjadi korset dan kipas, obi dan suntiang.

TULOLA membuka malam dengan keheningan yang khidmat. Suara Koâloes, teriakan nyanyian sabana dari Timur Indonesia, menggema, memanggil angin dan roh leluhur. Empat penari dan pendoa melangkah pelan ke tengah panggung, membawa kehangatan dari tanah sabana yang jauh. Lalu, tubuh-tubuh perempuan berbalut perhiasan mulai muncul, berjalan perlahan dalam harmoni doa, nyanyian, dan napas bumi.

Koleksi “Angin Sabana” menjadi penanda perjalanan panjang TULOLA, sebuah perayaan akan makna persembahan. “Bagi kami, setiap perhiasan adalah doa yang dibentuk menjadi rupa,” ujar Happy Salma, salah satu pendiri TULOLA. “Kami percaya, karya bukan sekadar pameran keindahan, tetapi bentuk penghormatan. Kepada perempuan, kepada leluhur, dan kepada kehidupan.”

Advertisement

Motif-motif dari koleksi “The Dancer” dan “Identitas” tampil dengan kemegahan yang tenang: tarian Janger, Tae Benu, Pajoge, hingga motif Anyaman yang melambangkan keterikatan personal dan kolektif. Ada juga motif Kata-Kata, yang terinspirasi dari karya pujangga Pramoedya Ananta Toer, menjadi pengingat bahwa kata dan bentuk selalu memiliki jiwa yang sama.

Tubuh para puan yang mengenakan karya TULOLA tidak sekadar berperan sebagai model, melainkan sebagai perantara spiritual. Setiap langkah mereka menggambarkan perjalanan batin: bagaimana doa, tradisi, dan estetika bisa berpadu menjadi satu peristiwa puitis. Angin Sabana adalah simbol perjalanan roh, dari Timur yang hangat menuju ruang ini, meniupkan kebijaksanaan dan keberlanjutan budaya.

Sapto Djojokartiko: Warisan yang Menjadi Patina Waktu

Sapto Djojokartiko mengonstruksi wastra bak rancang bangun modernis di DFK 2025. Di tangannya, kain-kain tenun menjelma serupa arsitektur.

Jika TULOLA berbicara tentang doa, maka Sapto Djojokartiko berbicara tentang waktu—tentang bagaimana usia dan ketidaksempurnaan justru melahirkan keindahan yang paling jujur. Koleksi SAPTOJO Heritage Capsule untuk Spring/Summer 2026 INI adalah meditasi tentang patina: kilau lembut yang diberikan waktu pada benda-benda yang dicintai.

“Saya selalu tertarik pada ide bahwa sesuatu yang menua tidak kehilangan nilainya, justru bertambah dalam makna,” ujar Sapto Djojokartiko. “Patina itu bukan tanda usang, melainkan jejak kehidupan.”

Koleksi ini menghadirkan Songket Bali sebagai pusat inspirasi, kain yang tenunannya menyimpan cerita tentang tangan, waktu, dan doa. Benang metalik yang berkilau seperti jejak kenangan, bordir yang sengaja tidak sempurna, dan tekstur yang terasa hidup seolah berbisik tentang perjalanan panjang. Sapto mengolah semua itu menjadi busana yang terasa seperti relic modern: familiar, namun seolah lahir kembali dari ingatan yang nyaris terlupa.

Palet warnanya mengalir seperti perjalanan waktu: abu Truffle, krem Chai, dan Sahara berpadu lembut dengan Oyster dan Coral yang lembut; sementara semburat Crimson, Plum, dan Bijou menambahkan lapisan emosi. Seperti lukisan tua yang hidup kembali, koleksi ini adalah percakapan antara masa lalu yang tenang dan masa kini yang ingin mengingat.

Sebastian Gunawan Signature: Cerminan Waktu dan Keanggunan yang Berevolusi

Sebastian Gunawan Signature menegosiasikan binari gender. Kebaya dibesut maskulin, berpasangan dengan femininitas kain-kain batik.

Menutup malam dengan semarak yang elegan, Sebastian Gunawan Signature bersama Cristina Panarese menghadirkan koleksi Cerminan Waktu”, sebuah simfoni visual yang menautkan tradisi dan modernitas dalam satu napas.

“Batik adalah jiwa, kebaya adalah tubuh, dan interpretasi global adalah sayapnya,” ujar Sebastian Gunawan. “Koleksi ini adalah dialog antara akar dan arah, antara identitas dan keberanian untuk berkembang.”

Bersama EPA Jewelry dan kolektor batik Agam Riadi, koleksi ini menampilkan perpaduan antara kain batik klasik dan siluet kontemporer. Kebaya tampil dengan struktur yang lembut namun arsitektural, seakan melambangkan keseimbangan antara kelembutan dan kekuatan perempuan masa kini.

Yang menarik, koleksi ini juga menampilkan elemen menswear twist, sebuah pendekatan baru dalam perjalanan Sebastian menafsirkan kebaya. “Kami ingin membuat kebaya yang terasa lebih hidup bagi generasi muda. Mereka bisa memadukannya dengan berbagai bentuk bawah, tanpa kehilangan rasa tradisi.” ujarnya.

Perjalanan ini, ia akui, bermula secara tak sengaja saat merancang konten untuk Hari Kartini. Namun siapa sangka, dari sebuah ide ringan, lahirlah arah baru dalam kariernya. “Saya tidak menyangka generasi muda akan menyambut kebaya modern ini dengan begitu hangat. Ini seperti melihat tradisi kita bernafas lagi dengan cara baru.”

Di bawah sorot lampu terakhir, kebaya-kebaya itu memantulkan cahaya yang lembut. Seolah waktu sendiri sedang tersenyum.

Foto: dok. Jakarta Fashion Week

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Dewi Fashion Knights 2025: Menafsir Ulang Wastra Lewat Busana dari TANGAN Privé, KRATON Auguste Soesastro, dan TOTON Signature

Next Post

Seutas Harapan dalam Kolaborasi antara Make-A-Wish® Indonesia dengan ISSHU

Advertisement

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.